Beranda » Sendratari Jaman Bupati Cokronegoro 1 Ditampilkan Lagi di ‘Pengetan Jumenengan’ Hari Jadi Purworejo

Sendratari Jaman Bupati Cokronegoro 1 Ditampilkan Lagi di ‘Pengetan Jumenengan’ Hari Jadi Purworejo

PURWOREJO, Salah satu event yang ditunggu-tunggu pada rangkaian Hari Jadi ke 193  Kabupaten Purworejo adalah Pengetan Jumenengan. Seperti tahun-tahun sebelumnya Pengetan Jumenengan dilaksanakan sehari sebelum hari jadi tanggal 27 Februari di pendopo Rumah Dinas Bupati. Tahun ini acara digelar  pada Senin (26/2) malam.

Hadir dalam acara sakral tersebut Bupati Yuli Hastuti, jajaran Forkopimda beserta istri, para kepala perangkat daerah, serta RH Budhi Sardjono BE yang merupakan keturunan RAA Tjokronegoro I. Semua hadirin mengenakan busana Jawa lengkap.

Dalam Pengetan Jumenengan selalu menampilkan dua pagelaran sendratari utama, yaitu Beksan Kidung Cakra dan Beksan Cakra Tunggal. Beksan Kidung Cakra merupakan tarian yang ditampilkan khusus, yakni pada Pengetan Jumenengan Bupati pertama Purworejo RAA Tjokronegoro I.

Beksan Kidung Cakra merupakan karya seniman tari Purworejo Melania Sinaring Putri yang diperagakan oleh tujuh penari perempuan. Beksan Kidung Cakra merupakan tarian yang mengisahkan lingkaran kehidupan manusia yang terus berputar.

Sedangkan Beksan Cakra Tunggal merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi dari keberanian dan kepemimpinan tokoh Bupati pertama RAA Tjokronegoro I. Beksan Cakra Tunggal karya seniman Wibi Supri Andoko menceritakan tentang semangat keprajuritan, selalu siap berjuang untuk menjalankan tugas dan amanah dalam keadaan apapun.

Bupati Yuli Hastuti saat menyampaikan sambutan

Tarian ini sekaligus menggambarkan legacy dari RAA Tjokronegoro I seperti Pendopo Kabupaten dan Rumah Dinas, Alun-alun Purworejo, Bedhug Pendowo, dan saluran irigasi Kedung Putri. Dua tarian tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Beksan Kidung Cakra mewakili kepribadian luhur, sedangkan Cakra Tunggal melambangkan keluhurannya.

Dalam sambutan berbahasa Jawa, Bupati mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan dan mengapresiasi semua pihak terkait yang telah ikut serta dalam pembangunan Kabupaten Purworejo. “Wonten ing pengetan ambal warsa ingkang kaping Satus Sangangdoso Tigo Kabupaten Purworejo tahun menika, kulo ngaturaken agunging panuwun ingkang tanpa pepindhan dhumateng para warga ingkang sampun kathah labuh labetipun, soho para pangemban pangembating projo ingkang sampun kathah kiprahipun tumrap majengipun Kabupaten Purworejo,” ucap Bupati.


Sesuai dengan tema hari jadi Purworejo tahun ini, lebih lanjut Bupati mengajak jajaran pemerintah daerah dan seluruh masyarakat bersatu-padu untuk meneruskan perjuangan pembangunan para pendahulu, demi membawa Purworejo lebih maju di masa yang akan datang. Yakni sesuai dengan visi Kabupaten Purworejo yang tertuang dalam visi Purworejo Berdaya Saing 2025 atau panca daya saing.

Jumbuh kaliyan tema Dadya Ngabekti Tanpa Sikara, monggo kulo angajak sesarengan ngabekti dhumateng negari mliginipun dhumateng Kabupaten Purworejo. Sumonggo sami sesarengan gugur gunung, sayuk rukun, saiyeg saeko kapti, sareng-sareng ngedalaken kekiyatan satemah saged nyekapaken perkawis-perkawis ingkang sampun kawuri soho perkawis–perkawis ingkang badhe dhateng, kangge mujudaken Visi Purworejo Berdaya Saing 2025 utawi Panca Daya Saing,” demikian ucap Bupati dalam Bahasa Jawa.

Lebih lanjut Yuli Hastuti berharap dengan adanya Pengetan Jumenengan ini, generasi muda mengerti sejarah Purworejo dan bergotong royong dalam pembangunan budaya untuk jati diri Kabupaten Purworejo. (Dia)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *