Beranda » Jadi Pusat Pemegang Data, BPS Purworejo Adakan Sosialisasi ke Instansi dan Akademisi

Jadi Pusat Pemegang Data, BPS Purworejo Adakan Sosialisasi ke Instansi dan Akademisi

PURWOREJO, Dewasa ini di jajaran birokrasi banyak bermunculan data yang berasal dari berbagai sumber. Data yang dimaksud yakni berkaitan dengan angka untuk membahas persoalan di bidang sosial. Misalnya data tentang jumlah warga miskin ekstrem di suatu wilayah, atau juga angka angka pengangguran.

Selain itu tak jarang data yang dimunculkan juga sering digunakan untuk penetapan perencanaan pembangunan. Termasuk salah satunya yakni data statistik dasar yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemiskinan ekstrem di suatu wilayah. Maka tak heran bila Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi garda terdepan dalam penyajian data sosial karena akurat dan akuntabel.

Untuk mensosialisasikan berbagai data sosial yang berhasil dihimpun, BPS Kabupaten Purworejo melakukan sosialisasi kepada berbagai pihak. Yakni OPD,  BUMN, akademisi,  Camat Kutoarjo Galuh Bakti Pertiwi, Kepala Desa Kepuh, serta agen statistik.

Acara yang dihadiri 60 peserta tersebut diadakan di Aula Sanjaya Inn pada Kamis (23/11) dengan menghadirkan tiga nara sumber. Yakni Kadin Sos P2KB Ahmat Jainudin, Kadin Kominfostasandi Yudhie Agung Prihatno, serta Kepala BPS Budi Subandriyo.

Penandatanganan deklarasi Desa Cinta Statistik

Ketiga pemateri tersebut menyampaikan paparan sesuai dengan  bidangnya masing-masing. Yudhie yang menjadi pembicara pertama membahas tentang pentingnya data yang digunakan untuk perencanaan pembangunan.

Menurutnya, data statistik ada tiga jenis, yakni dasar, sektoral, dan khusus. “Statistik dasar mencakup informasi umum yang dibutuhkan seperti misalnya data tentang kemiskinan dan tingkat pendidikan. Adapun statistik sektoral dibutuhkan oleh kementerian atau OPD terkait. Sedangkan statistik khusus digunakan oleh lembaga atau individu tertentu,” jelas Yudhie.

Sebagai Kadin Kominfostasandi, Yudhie menegaskan bahwa pihaknya sudah memiliki tim data statistik sektoral dan punya beberapa portal. Hal itu menurutnya, untuk melindungi data meskipun bisa diambil oleh pihak manapun.

Adapun Kadin Sos P2KB Jaenudin menggarisbawahi terkait data tentang prosentase angka kemiskinan di Kabupaten Purworejo, yang mengalami penurunan 0,20% dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini angkanya mencapai 11,33%  atau 81.280 jiwa dari sekitar 820.000 jiwa.

Adapun angka yang dirilis oleh Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) jumlahnya mencapai sekitar 357.000 jiwa atau hampir dari 50%. “Ya tapi kalau saya ya pakai yang disampaikan oleh BPS saja. Ini lebih rasional,” katanya.

Kepala BPS menyerahkan penghargaan kepada agen statistik desa

Pemateri terakhir, Kepala Badan BPS Purworejo, Budi Subandriyo  menguraikan tentang beberapa data di Purworejo terkait dengan tingkat pengangguran, partisipasi kerja, dan kependudukan. Dari data yang disajikan, ternyata semuanya mengalami tren positif.

“Berdasarkan data, tingkat pengangguran turun, partispasi kerja naik, serta angka kependudukan naik. Termasuk IPM Purworejo di Kedu menjadi terbaik kedua setelah Kabupaten Magelang yakni 73,60,” ungkap Budi. Demikian pula dengan usia harapan hidup (UHH) baik secara usia maupun gender.

Budi pun menyebutkan bahwa BPS merupakan pemegang data nomor satu. Hal tersebut didukung dengan banyaknya data dari BPS yang akurat dan akuntabel serta dapat digunakan oleh instansi atau pemegang kepentingan untuk memformulasikan kebijakan yang tepat.

Selain sosialisasi, acara juga dirangkai dengan pencanangan Desa Cinta Statistik yakni Desa Kepuh Kecamatan Kutoarjo. Serta penghargaan untuk agen statistik desa. (Dia)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *