Beranda » Tekan Angka Kematian Bayi, RSUD dr Tjitrowardojo Purworejo Latih Nakes Tangani  Kegawatdaruratan Neonatal

Tekan Angka Kematian Bayi, RSUD dr Tjitrowardojo Purworejo Latih Nakes Tangani  Kegawatdaruratan Neonatal

PURWOREJO, Sebagai upaya menekan angka kematian bayi pasca dilahirkan, RSUD dr Tjitrowardojo Purworejo menggelar in house training penanganan kegawatdaruratan neonatal pada kasus asfiksi (kekurangan oksigen) dan sepsis (disfungsi organ). Neonatal merupakan perawatan medis pada bayi yang baru lahir, terutama yang sakit atau prematur.

IHT diikuti oleh puluhan nakes dari berbagai instansi kesehatan di Kabupaten Purworejo, yakni rumah sakit, puskesmas, serta bidan. Pembukaan acara yang diadakan di Aula RSUD pada Kamis (23/11) itu dihadiri oleh Plt Bupati Yuli Hastuti bersama Kepala Dinkes dr Sudarmi, Kepala BKPSDM Fitri Edhie Nugroho, didampingi Direktur RSUD dr Tjitrowardojo dr Tolkha Amaruddin.

Dalam laporannya, dr Tolkha menyatakan, pihaknya akan terus meningkatkan kemampuan penanganan kasus bayi dari asfiksi dan sepsis. Hal itu karena angka kematian ibu dan anak menjadi program nasional dari bidang kesehatan yang menjadi indikator baik tidaknya pelayanan kesehatan di suatu daerah.

Dr Tolkha bersama tamu undangan


Dr Tolkha juga mengungkapkan rasa keprihatinan terhadap kasus kematian bayi umur di bawah satu tahun yang mencapai 88 bayi. “Dari data tersebut menjadi fokus saya melakukan terobosan dengan melaunching rumah sakit tanpa dinding atau rusa tanding untuk menurunkan angka kematian bayi di Purworejo,” tegasnya.

Dr Tolkha berharap angka kematian ibu hamil di Kabupaten Purworejo tidak bertambah lagi. “Ini semua berkat hasil kerjasama dan kolaborasi kita semua, sehingga dapat menekan angka kematian ibu,” ungkapnya.

Saat menyampaikan sambutannya, Plt Bupati menyebutkan, keberadaan institusi kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan sebagainya, memegang peranan penting dalam mendukung terwujudnya derajat kesehatan masyarakat. Institusi kesehatan dituntut dapat melayani masyarakat, berkembang, mandiri, mampu bersaing memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.

Yuli Hastuti pun mengapresiasi RSUD dr. Tjitrowardojo yang telah membangun rumah sakit sayang ibu dan bayi “Semoga fasilitas kesehatan ini dapat menjadi harapan baru bagi peningkatan kesehatan ibu, bayi dan keluarga di wilayah kita,” katanya.

Usai penandatanganan komitmen bersama tekan angka kematian bayi

Ditambahkan, layanan kesehatan adalah hak dasar setiap individu, dan pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyediakan akses yang mudah dan berkualitas. Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi dirancang dengan memperhatikan berbagai aspek, mulai dari kenyamanan hingga pelayanan yang ramah dan berbasis teknologi mutakhir.

“Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi merupakan perwujudan dari tekad kita untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama bagi ibu, bayi dan keluarga. Nama “Sayang Ibu dan Bayi” bukan hanya sebagai ungkapan kasih sayang, tetapi sebagai simbol kepedulian kita terhadap kesejahteraan perempuan dan bayi,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilaunching Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi sekaligus penandatanganan komitmen bersama penurunan angka kematian bayi. Launching ditandai dengan menyentuh tangan di layar monitor oleh Plt Bupati. (Dia)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *