Beranda » Sarasehan Revitalisasi Wayang Kulit Kaligesingan Gagrag Bagelenan, Upaya Pelestarian Budaya Khas Purworejo

Sarasehan Revitalisasi Wayang Kulit Kaligesingan Gagrag Bagelenan, Upaya Pelestarian Budaya Khas Purworejo

PURWOREJO, Wayang kulit Kaligesingan dengan gagrag (gaya) Bagelenen merupakan salah satu warisan budaya khas Purworejo yang sudah berusia ratusan tahun. Sampai saat ini, di Kaligesing masih ada ringgit (wayang kulit) berusia lebih dari 100 tahun yang dibuat di tahun 1900an. Hal tersebut dibahas dalam acara sarasehan revitalisasi wayang kulit Kaligesingan Gagrag Bagelenan yang diadakan di Rumah Budaya Tjokrodipo, Kampung Kalikepuh Kelurahan Sindurjan, Purworejo pada Sabtu (28/10).

Sarasehan yang diadakan oleh Yayasan Putra Bagelen Mandiri itu menghadirkan tiga nara sumber. Yakni Ki Parikesit Dipoyono yang membahas tentang perkembangan pakeliran gagrag Bagelenan, Ki Partono, mengupas tentang ciri khas tatah Sungging Wayang Kaligesingan, dan Putut Danardono, seorang kolektor wayang yang membahas persebaran wayang kulit Kaligesingan.

Dalam acara yanag dipandu oleh budayawan dan akademisy Sudibyo itu mengemuka bahwa ada satu kotak wayang Kaligesingan yang kini tersimpan di sebuah museum di Amerika. “Pada jaman dahulu merupakan milik pribadi kemudian disumbangkan ke museum yang ada di sana,” kata Sudibyo.

“Satu kotak itu berisi sekitar 150 wayang. Ya memang banyak koleksi wayang yang berada di luar Indonesia. Tapi di sana juga diopeni di museum, dan dihibahkan dari milik pribadi, ya sudah,” ucapnya.

Wakil Ketua DPRD Kelik Susilo Ardani (tengah) hadir dalam acara sarasehan

Dalam sarasehan itu juga mengemuka tentang perbedaan Ringgit Kaligesing dengan wayang Yogya yang lebih langsing meskipun tingginya sama. Selain itu juga dibahas wayang kreasi Mbah Gethuk yang membuat ringgit lulangan, berupa Ringgit Baladewa. Ada juga kreasi ringgit Prayungan yang menggunakan rupa Madura.

Secara fisik juga dibahas perbedaan tatah wayang Yogya dan Kaligesing, yakni lebih pendek dari wayang Kaligesing. Selain itu, Ringgit Kaligesing lebih sederhana tapi lebih enak dipandang, dibanding dengan wayang Solo yang lebih rumit.

Terkait lakon khusus Bagelenan, Parikesit menyatakan saat ini masih banyak. Misalnya Kresnoyorono Ratu. Ini tentu saja akan menambah spirit untuk melestarikan wayang Kaligesingan.

Salah satu peserta sarasehan yang juga pecinta wayang Kaligesingan, Surono menyebutkan bahwa secara fisik, Gagrag Bagelenen lebih proporsional. Selain itu juga perpaduan warna di wayangnya lebih pas dibanding dengan wayang dari daerah lain.

Adapun penggemar wayang dari Yogya sekaligus tiktokers, Batista menyatakan, dirinya tertarik mengangkat dunia wayang yang sudah hilang. Menurutnya saat ini masih minim daerah yang mengangkat wayangnya sendiri. Ia berharap wayang khas Kaligesing dapat terus lestari dan disosialisasikan kepada generasi muda.

Peserta sarasehan memenuhi Pendopo Rumah Budaya’ Tjokrodipo

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Kelik Susilo Ardani yang hadir dalam acara menyatakan bahwa kegiatan semacam ini dapat dijadikan sangu di dewan. “Kami sudah menganggarkan walaupun belum spesifik karena baru dianggarkan untuk kegiatan per kecamatan untuk ditampilkan di kabupaten,” katanya.

Dirinya pun menegaskan agar wayang Kaligesing bisa dipatenkan kalau memang betul-betul ada bukti otentik. “Ini supaya jadi brand Purworejo, sebab kalau tidak, selain rugi, kita juga malu. Makanya saya mendukung upaya tersebut meskipun belum bisa maksimal dalam anggaran,” ucap Kelik.

Kelik berharap wayang-wayang kuno tersebut dapat disosialisasikan kepada generasi muda. Pada kesempatan itu juga ditampilkan wayang-wayang kuno yang dibuat pada tahun 1900-an

Selain dihadiri Kelik Susilo Ardani, sarasehan diikuti oleh para sejarawan, tokoh masyarakat, dan mahasiswa prodi Bahasa Jawa FKIP UMP. Juga budayawan kondang Tanto Mendut, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya sarasehan yang merupakan rangkaian kegiatan peresmian Rumah Budaya Tjokrodipo. (Dia)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *