Beranda » Peringkat 3 Nasional, Purworejo Ranking 1 Kabupaten Peduli HAM se-Jawa Tengah

Peringkat 3 Nasional, Purworejo Ranking 1 Kabupaten Peduli HAM se-Jawa Tengah

PURWOREJO, Pemerintah Kabupaten Purworejo meraih penghargaan sebagai peringkat pertama Kabupaten Peduli Hak Asasi Manusia (HAM) tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan nilai sempurna yaitu 100. Penghargaan diserahkan Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol Purn Nana Sudjana kepada Bupati Purworejo Yuli Hastuti di Gedung Gradika Bhakti Praja, Semarang, pada Kamis (28/12). Adapun peringkat dua sampai empat diraih Kota Semarang, Kabupaten Sukoharjo, dan Purbalingga, sama-sama dengan nilai 100.

Selain mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan di bidang pemajuan HAM, Nana Sudjana juga menyampaikan selamat atas penghargaan yang diterima oleh 34 Kabupaten/Kota Peduli (KKP) HAM tahun ini.

“Secara bertahap penilaian untuk Provinsi Jawa Tengah itu meningkat. Tahun 2020 sebanyak 20 kabupaten/kota. Di tahun 2023 ini meningkat menjadi 34 Kabupaten/Kota. Bahkan Kabupaten Purworejo berhasil masuk lima besar Kabupaten/kota Peduli HAM secara nasional,” kata Nana Sudjana.

Bupati membawa piagam penghargaan

Bupati Yuli Hastuti usai acara menyampaikan rasa syukurnya atas raihan penghargaan Purworejo sebagai Kabupaten Peduli HAM peringkat satu Jawa Tengah tahun 2023 dan peringkat tiga tingkat nasional.

“Semua ini tentu tidak terlepas dari kerja keras dan kerja sama semua pihak dalam mendukung upaya penegakan hak asasi manusia. Mudah-mudahan prestasi ini dapat terus dipertahankan di masa-masa mendatang,” kata bupati yang didampingi Kabag Hukum Setda Puguh Trihatmoko.

Puguh menjelaskan, terdapat beberapa hal yang menjadi dasar penilaian. Hal itu menambah nilai untuk penghargaan Kabupaten Purworejo menerima peringkat pertama Provinsi Jawa Tengah. “Secara total penilaian ada 10 kategori, dan Purworejo meraih nilai sempurna yakni nilai 100 di tiga kategori. Yaitu hak atas bantuan hukum, hak atas Informasi, hak turut serta dalam pemerintahan, dan hak atas keberagaman atau pluralisme,” terang Puguh. (Ita)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *