PURWOREJO, Beberapa waktu lalu stok elpiji 3 kg atau yang biasa disebut gas melon sempat mengalami kekosongan di tingkat pengecer. Kondisi tersebut terjadi akibat adanya informasi akan adanya kenaikan harga. Akibatnya, banyak masyarakat yang mengalami panic buying dan membeli gas lebih dari biasanya sebagai persediaan.
Selain itu kelangkaan juga dipicu dengan adanya dugaan pemakaian gas melon untuk konversi kebutuhan pertanian, yakni sebagai bahan bakar pengairan kebun melon di beberapa lokasi. Yakni semula menggunakan bahan bakar pertamax maupun pertalite, beralih menggunakan gas melon.
Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Agen Gas 3 kg Kabupaten Purworejo Christopher Pandji Pranowo. Saat ditemui pada Sabtu (14/9) Panji menjelaskan kondisi tersebut memang terjadi beberapa waktu lalu. Tapi sebenarnya tidak ada masalah karena alokasi tetap.
“Masyarakat sudah kadung panic buying, padahal waktu itu kami belum bisa menentukan kapan harga naik,” tutur Panji saat ditemui di kantornya. Akhirnya harga gas melon naik pada tanggal 9 September darii semula Rp 15.500 menjadi Rp 18.000 di tingkat agen.
Pemilik Agen Gas Elpiji PT Eka karya Astha dan PT Sidha Karya Mulya itu pun menyebutkan, saat ini kebutuhan gas melon di Purworejo aman. Apalagi dengan adanya tambahan dari Pertamina Area Yogyakarta sebanyak 42.320 tabung yang akan didistribusikan pada tanggal 14, 16, dan 17 September. “Mulai hari ini dapat tambahan untuk mengantisipasi permintaan,” imbuhnya.
Panji menjelaskan, sebenarnya kondisi stok gas melon di Purworejo relatif aman. Apalagi setelah ditambah malah surplus karena rata-rata pangkalan masih punya stok. Dari 18 agen yang ada di Purworejo, rata-rata stoknya cukup.
Bahkan banyak pangkalan yang kondisi tabung kosong nol. Ia pun memperlihatkan foto beberapa pangkalan yang stok elpijinya masih penuh. “La ini lihat, data tabung kosongnya nol. Ini di beberapa pangkalan,” imbuh Panji.
Selaku koordinator agen gas, Panji pun menghimbau agar masyarakat tidak panik menghadapi kondisi saat ini. “Stok aman dan melimpah,” pungkas Panji. (Dia)
