KUTOARJO, Dalam setahun ini siswa Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) SMK Institut Indonesia (ii) telah memproduksi lampu LED dan emergency. Ratusan lampu LED dan puluhan lampu emergency telah dibeli oleh guru dan orang tua siswa SMK ii. Namun kali ini, Bupati Purworejo, Yuli Hastuti mengintruksikan agar lampu hasil karya siswa SMK ii tersebut bisa digunakan di lingkungan kantor Pemda, termasuk pendopo dan rumah dinas bupati serta wabup.
Instruksi tersebut disampaikan Bupati saat melaunching sekaligus meninjau produksi lampu LED dan emergency di SMK ii, usai membuka acara Kontes Motor di sekolah tersebut, Sabtu (4/1/2025). “Hari Senin, coba Bagian Umum Setda untuk menghubungi ke sini, sekaligus dihitung berapa kebutuhan lampunya. Ini penting, terutama yang lampu emergency, supaya kalau pas mati lampu bisa tetap terang,” kata bupati kepada ajudannya.
Bupati menilai, inovasi yang dilakukan SMK ii Kutoarjo dengan memproduksi lampu LED, telah membuktikan komitmen sekolah terhadap inovasi. Menurutnya, produksi lampu LED dan emergency oleh siswa SMK ii memiliki dampak positif, tidak hanya dari sisi ekonomis, tetapi juga lingkungan hidup.
Tak hanya bupati, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII, Maryanto juga membeli lampu LED. “Saya membeli produk karya SMK ii ini dan akan saya pakai di tempat kerja sambil mengetes ketahanan lampunya,” ucapnya saat menyampaikan sambutan dalam acara Kontes Motor.
Pembimbing kegiatan produksi, Slamet Haryadi menjelaskan, selama setahun, para siswa Jurusan TITL telah memproduksi 350 buah lampu LED dan 50 lampu emergency yang sementara diberi merk Instindo. Lampu LED dayanya dari mulai 5, 7, 9, 12, sampai 15 watt. Sedangkan yang lampu emergency baru 9 dan 15 watt.
“Selama ini baru kami jual kepada guru atau orang tua siswa karena masih terkendala merk yang belum kami daftarkan atau patenkan,” jelas Slamet. Ia menyebutkan, baik lampu LED maupun emergency telah diuji coba dengan ketahanan menyala hingga empat bulan nonstop.
Untuk harga jual, masing-masing masih lebih murah dibanding lampu LED yang telah dipatenkan. Adapun keuntungan dari masing-masing lampu sebesar Rp2.000 untuk lampu LED dan Rp1.500 pada lampu emergency. Semua proses produksi termasuk kemasan lampu dilakukan di ruang workshop sekolah.
Dijelaskan, produksi lampu LED dan emergency melibatkan dua kelas yang berasal dari siswa kelas 11. Mereka mengikuti mata pelajaran Produk Kreatif Kewirausahaan selama tujuh hingga delapan jam per minggu. “Setelah dipatenkan kami akan memproduksi lebih banyak dengan meningkatkan kualitas produk,” ucap Slamet.
Kepala SMK ii, Sinta Kusumastuti menyatakan, produksi lampu LED dan emergency karya siswa jurusan TITL ini sebagai pembuktian bahwa lulusan SMK tidak hanya menciptakan buruh, tapi juga pengusaha yang akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
“Saya bangga, para siswa bisa mengubah ide menjadi kenyataan. Mereka juga bisa berkarya sekaligus menyinari masyarakat. Insya Allah karya ini akan segera kami daftarkan hak patennya minggu depan,” ucapnya.
Iapun mengapresiasi Bupati dan Kacabdin VIII yang merespon hasil karya siswa SMK ii dengan membeli produk lampu LED dan Emergency. “Terima kasih kepada Bupati serta Kacabdin yang telah membeli produk hasil karya siswa kami. Ini merupakan bentuk kepedulian dan kepercayaan Ibu Bupati dan Bapak Kacabdin terhadap produk lokal. Maturnuwun,” pungkas Sinta. (Dia)
Keren… inovasi yg bermanfaat
Terus sempurnakan projeknya semoga bisa diproduksi banyak dan dapat diterima konsumen