Beranda » Pertama Kali Diperingati, Purworejo Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Teknologi Alat Bantu Sedunia

Pertama Kali Diperingati, Purworejo Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Teknologi Alat Bantu Sedunia

PURWOREJO, Tanggal 4 Juni untuk pertama kalinya diperingati sebagai Hari Teknologi Alat Bantu Sedunia. Di Purworejo, acara tersebut diperingati oleh Pusat Rehabilitasi Yakkum (PRYAKKUM) berkolaborasi dengan pemda serta didukung oleh HelpAge Internasional, UNOPS, dan AT Scale. Rangkaian acara yang dilakukan pada Selasa (4/6) berupa senam lansia di halaman pendopo, konvoi kendaraan roda tiga disabilitas sekaligus kampanye _unlock the everyday_ Hari Teknologi Alat Bantu Sedunia, bazar UMKM disabilitas dan workshop, serta seminar nasional.

Beberapa pejabat penting seperti Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lansia, Dirjen  Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Nida Rokhmawati dan Dirjen Pembanguan Desa dan Pedesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Sappe Mangirin Patuan Sirait turut hadir dalam acara tersebut.

Bupati Yuli Hastuti juga menghadiri acara bersama Kepala Bagian Program Rehabilitasi Holistik, Pusat Rehabilitasi Yakkum Aditya Setiawan, serta perwakilan Kelompok Kerja Pemenuhan Alat Bantu Kabupaten Purworejo Iman Tjiptadi.

Dalam sambutannya, Bupati antara lain menyatakan bahwa alat bantu menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi hidup penyandang disabilitas dan lansia khususnya di Kabupaten Purworejo.

Saat sesi seminar, Nida Rokhmawati menyebutkan bahwa hari ini menjadi salah satu sejarah peringatan hari teknologi sedunia yang pertama. Di Indonesia, peringatan tersebut dilakukan di Kabupaten Purworejo. “Peringatan hari teknologi alat bantu sedunia pada hari ini juga menjadi pengingat bahwa kesiapan pelayanan kesehatan di Puskesmas masih menjadi tantangan,” ucapnya.

Perwakilan disabilitas

Hal tersebut, lanjut Nida, karena sebagian besar puskesmas kekurangan SDM. Fasilitas yang dimiliki juga masih belum aksesibel bagi disabilitas. “Kedepannya kami akan berupaya untuk memperbaiki hal tersebut. Salah satunya dengan memperkuat peran Posyandu untuk melakukan deteksi dini disabilitas dan memperkuat pelayanan kepada lansia,” tegasnya.

Kabag Program Rehabilitasi Holistik Pusat Rehabilitasi Yakkum Aditya Setiawan pun menyampaikan bahwa hari ini menjadi momentum penting bagi Purworejo sebagai tuan rumah peringatan Hari Teknologi Alat Bantu Sedunia. Peringatan ini baru  dilaksanakan pertama kali secara serempak di berbagai negara di Indonesia.

“Hari ini menjadi sangat Istimewa dengan terselenggaranya peringatan hari alat bantu sedunia yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Purworejo. Pusat Rehabilitasi Yakkum sendiri sudah menginisiasi pembentukan kolaborasi kerja multisektor dengan adanya Kelompok Kerja Alat Bantu. Kami sangat berharap nantinya kita memastikan bersama dan mendorong modelling system pemenuhan yang sudah dibangun ini,” ucapnya.

Di sisi lain, Iman Tjiptadi menjelaskan bahwa inovasi penyediaan alat bantu di Kabupaten Purworejo sudah dimulai sejak tahun 2022 dan  2023. Hal itu menunjukkan komitmen pemda yang ditunjukkan dengan adanya SK Struktur Kelompok Kerja Alat Bantu. Disebutkan bahwa satu desa satu alat bantu menjadi modelling system yang menjadi inovasi.

Pihaknya pun mendorong pemaksimalan penggunaan dana desa bagi disabillitas. Menurutnya, standar harga akan dibuat dan membangun kerjasama dengan pihak yang relevan seperti apotek daerah. Sehingga hal tersebut akan betul-betul dapat mewujudkan mimpi satu desa satu alat bantu dengan mekanisme berbasis bukti.

Pernyataan Iman tersebut didukung oleh Sappe Mangirin Patuan Sirait. Menurutnya, konsep satu desa satu alat bantu sangat memungkinkan untuk dilaksanakan. “Dana desa bisa digunakan untuk peningkatan kapasitas penyandang disabilitas dan masyarakat. Silakan menggunakan forum musyawarah desa sampai dengan reviewnya. Mimpi ini masih sangat bisa terwujud di tahun 2024 karena musyawarah desa baru akan dilaksanakan di tahun ini. Sehingga kita perlu untuk memprovokasi dana desa untuk memastikan partisipasi dan penggunaan dana desa. Salah satunya untuk pemenuhan alat bantu,” katanya.

Kabag Program Rehabilitasi Holistik Pusat Rehabilitasi Yakkum Aditya Setiawan

Didik Sugiyanto dari Jaringan Kawal Jawa Tengah Inklusi (Jangka Jati) sebagai penanggap dalam forum menyampaikan apresiasi kepada Pokja Pemenuhan Alat Bantu Kabupaten Purworejo sekaligus menyampaikan harapannya.

“Pemkab Purworejo mampu menangkap permasalahan dan peluang terkait dengan pemenuhan alat bantu, yaitu dengan membentuk pokja pemenuhan alat bantu. Kami di tingkat Jateng belajar dari praktek di Kabupaten Purworejo ini. Kami menginisiasi penyusunan dokumen peta jalan pemenuhan alat bantu penyandang disabilitas dan lansia agar bisa lebih terstruktur dan terarah. Kami mengharapkan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah untuk menjadikan dokumen ini sebagai acuan dalam perencanaan aksi nasional dan daerah pemenuhan hak-hak disabilitas,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, perwakilan dari Bappenas Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dwi Rahayu Ningsih melalui live streaming  mengkonfirmasi terkait kebijakan. Menurutnya, Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya menggeser proses berpikir implementasi kebijakan penyandang disabilitas. Sebelumnya implementasi kebijakannya berupa bantuan atau asistensi, sekarang bergeser ke pemenuhan hak-haknya, layanan kesehatan, infrastruktur, dan lain-lain.

“Terutama pada sektor kesehatan, alat bantu yang perlu dipenuhi tidak hanya fisiknya tetapi juga fasilitas layanannya perlu dipenuhi. Perlu juga memastikan cakupan jaminan kesehatan bisa mengcover penyandang disabilitas untuk pemenuhan alat bantu yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka,” kata Dwi Rahayu.

Secara keseluruhan, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya alat bantu, serta menguatkan jejaring dan tentunya partisipasi terutama bagi penyandang disabilitas dan kelompok lansia. (Dia)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *