Beranda ยป Grebeg Sawanggati, Saat Warga Desa Jati Purworejo Rebutan Gunungan Hasil Bumi

Grebeg Sawanggati, Saat Warga Desa Jati Purworejo Rebutan Gunungan Hasil Bumi

BENER, Grebeg Sawanggati yang menampilkan gunungan berupa hasil bumi warga Desa Jati Kecamatan Bener digelar bertepatan dengan peringatan HUT ke-49 RI pada Sabtu (17/8). Oleh panitia, acara Saparan dalam rangka Merti Desa itu memang sengaja dijadikan satu dengan peringatan HUT RI.

Prosesi dimulai pada pukul 14.00 saat gunungan diarak menuju balai desa dari TK Pertiwi yang berjarak sekitar 300 meter. Selain gunungan hasil bumi, juga diarak tujuh tumpeng robyong yang berasal dari tujuh dusun yang ada di Desa Jati. Yakni Dusun Jangkang, Sawangan, Kembangan Lor, Kembangan Kidul, Kliwonan, Winong, dan Siringin.

Pawai diawali oleh barisan kelompok seni kuda lumping yang dimainkan oleh delapan orang, dipimpin satu pengarah dengan iringan gamelan dari Dusun Sawangan. Sepanjang jalan, warga antusias menyaksikan arak-arakan yang diikuti oleh ratusan peserta dari tujuh dusun dengan mengenakan busana adat Jawa tersebut.

Camat Bener menyerahkan potongan tumpeng kepada Kepala Desa Jati

Gunungan robyong hasil bumi beserta tujuh tumpeng itupun terlebih dahulu diserahkan kepada Kepala Desa Jati, Rahmat Saptono. Camat Bener Vivin Feriyani turut hadie dalam acara tersebut. Secara simbolis, camat menyerahkan potongan tumpeng kepada Kades Jati.

Sebelum diserahkan kepada warga, Ketua Badan Permusyawarahan Desa (BPD), Tukiyo, dengan menggunakan bahasa Jawa menyampaikan, atas nama warga mulai dari Dusun Sringin sampai Jangkang menyerahkan hasil bumi dan tumpeng robyong sebagai bentuk bakti kepada kepala desa. Ritual ini, menurutnya, juga sebagai simbol harapan kepada Sang Semesta agar Desa Jati selalu dalam perlindungan dan keberkahan.

Setelah itu, barulah gunungan robyong dibawa ke tengah-tengah warga yang telah menanti. Dalam waktu sekejap, warga baik tua muda, laki-laki dan perempuan berebut untuk mendapatkan bagian hasil bumi, termasuk padi yang dipasang di pucuk gunungan.

Camat Vivin pun mengapresiasi acara yang dilakukan desa Jati sebagai bentuk rasa syukur tersebut. Menurutnya, acara merti desa haruslah tetap dilestarikan karena merupakan bagian dari budaya kearifan lokal dengan kekhasan masing-masing wilayah.

Gunungan robyong saat diarak menuju balai desa

Selain Grebeg Sawanggati, ritual lain yang dilakukan warga Desa Jati di bulan Sapar yakni pertunjukan tayub sebagai bentuk penghormatan kepada pepunden desa yakni Ki Sawanggati, kepala desa kedua di Desa Jati yang konon merupakan orang sakti.

“Menurut cerita, saat meninggal, jenazah Ki Sawanggati tidak bisa diangkat. Lalu berdasarkan petunjuk disebutkan agar jenazahnya dapat diangkat haruslah diiringi gending tayub atau ledhek dengan kuda di depan jenazah. Benar saja, setelah diadakan tayub jenazah tersebut dapat diangkat. Itulah sebabnya kami rutin mengadakan tayub dalam rangkaian merti desa ini,” pungkas Rahmat.

Selain itu rangkaian lainnya yakni wayang kulit semalam suntuk sebagai bagian dari merti desa yang sudah dilakukan secara turun temurun. Rahmat berharap merti desa tersebut dapat terus dilestarikan terutama oleh generasi muda. “Merti itu kan berarti merawat atau melestarikan. Jadi diharapkan warga desa dapat merawat warisan budaya sebagai bentuk kearifan lokal,” pungkasnya. (Dia)

Loading

One thought on “Grebeg Sawanggati, Saat Warga Desa Jati Purworejo Rebutan Gunungan Hasil Bumi

  1. Budaya lokal yang adiluhung. sangat pantas terus silwstarikan sebagai identitas bangsa. Trimakasih purworejo news, telah berpartisipasi menjaga budaya jawa yg adilihung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *