Beranda » Orang Tua dan Siswa SMPN 18 Purworejo Dapat Pembekalan Bahaya Mirasantika, Judi Online, dan Kesetaraan Gender

Orang Tua dan Siswa SMPN 18 Purworejo Dapat Pembekalan Bahaya Mirasantika, Judi Online, dan Kesetaraan Gender

KEMIRI, Untuk mensosialisasikan bahaya minuman keras dan narkotika (mirasantika) serta judi online yang kini kian merebak, SMPN 18 Purworejo mengundang seluruh orang tua siswa untuk mengikuti kegiatan tersebut. Selama dua hari yakni Kamis dan Jumat (25-26/7), orang tua dan siswa mengikuti kegiatan yang juga dirangkai dengan sosialisasi kesetaraan gender tersebut.

Kepala SMPN 18 Nurhayati kepada Purworejo News pada Sabtu (27/7) malam menjelaskan, selama dua hari acara tersebut berjalan lancar. Hari pertama diikuti oleh 671 orang tua kelas 7,8, dan 9. Juga dihadiri pengurus komite sekolah, Forkopincam Kemiri, dan tokoh masyarakat. Sedangkan hari kedua (Jum’at) diikuti oleh seluruh siswa SMPN 18.

“Di hari pertama, narasumber tentang kesetaraan gender disampaikan oleh Kabid PPPA Dinas PPPAPMD Ibu Henny Sapayuni Satataningsih. Narasumber tentang dampak mirasantika terhadap kesehatan oleh Bapak Nanang Wijayanto dari Dinkes. Sedangkan materi tentang bahaya Mirasantika dan judi online disampaikan oleh Kabid Kesbang Dinas Kesbangpol Bapak Bambang Wisnu,” jelas Nurhayati .

Di hari kedua, selain Heni, dua pemateri lainnya yakni Triyanto petugas dari Dinas Kesehatan dan Agus Widiyanto selaku Kadin Kesbangpol. “Sosialisasi dilakukan untuk menyatukan visi dan tujuan antara orang tua siswa, masyarakat, dan satuan pendidikan. Tujuannya adalah bersama-sama membentengi anak sebagai generasi supaya terhindar dari bahaya mirasantika dan judi online, serta memberikan pemahaman tentang kesetaraan gender,” jelas Nurhayati.

Orang Tua dan Siswa SMPN 18 Purworejo Dapat Pembekalan Bahaya Mirasantika, Judi Online, dan Kesetaraan Gender

Ditambahkannya, kegiatan tersebut juga dalam rangka mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Yakni menerapkan prinsip Ki Hajar Dewantara pada tiga pilar pendidikan, yaitu bahwa pusat pendidikan adalah keluarga, masyarakat, dan satuan pendidikan sebagai tangan panjang pemerintah.

“Diharapkan nantinya agar orang tua, masyarakat, dan sekolah bersinergi bersama- sama dalam mewujudkan peserta didik meraih kesuksesannya,” tandas kepala sekolah. (Dia)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *