PURWOREJO, Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2023 di Purworejo diisi oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah dengan kegiatan talkshow yang membahas tentang Peran Remaja dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Acara diadakan di pendopo kabupaten pada Kamis (27/7) diikuti peserta baik siswa perwakilan sekolah, organisasi mahasiswa, komunitas, serta instansi pemerintah terkait.
Talkshow yang dipandu Linda Yuliattiqoh dari PKBI Jawa Tengah itu menghadirkan tiga narasumber. Yakni Anis Safitri, S.Sos yang menjadi koordinator Pusat Informasi Layanan Remaja (Pilar), dr Ika Endah Lestariningsih, Sp. KJ, serta M Iqbal Maulana yang mengenalkan komunitas teman sebaya di Purworejo yakni MAKNA.
Dalam paparannya dr Ika menjelaskan secara psikologis kekerasan seksual tidak semata terjadi karena hasrat seksual, melainkan juga karena ketimpangan relasi kuasa dan atau gender.
“Misalnya kakak adik kelas di kampus, orang tua anak. Kasus sekarang ini adalah jumlah pelaku paling banyak yakni 72% berusia di bawah 18 tahun. Selain itu juga, satu dari 17 anak merupakan pelaku kekerasan seksual,” ungkap dr Ika.
Ditambahkannya, secara ilmu psikologi, remaja menjadi pelaku kekerasan seksual karena ia masih pada masa bertumbuh tapi otaknya masih labil. Ia pun berusaha mencari hal-hal yang baru dan suka mencari risiko.
Dr Ika pun menegaskan bahwa para pelaku kekerasan seksual pada remaja biasanya karena mereka menjadi korban kekerasan serupa, atau juga karena kondisi di rumah yang tidak baik-baik saja serta pola asuh orang tua yang tidak benar. Dalam hal ini remaja selain menjadi korban juga pelaku kekerasan seksual.
Para peserta pun antusias mengikuti talkshow, termasuk memberikan masukan agar kekerasan seksual khususnya di Purworejo dapat dieliminasi.
Salah satu peserta yakni Adi Wahyono dari Candradimuka Fondation kepada Purworejo News mengungkapkan manfaat mengikuti talkshow.
“Bisa mendapatkan pencerahan tentang cara mencegah kekerasan seksual. Juga tindakan yang dilakukan apabila ada yang mengalami kekerasan seksual, jangan langsung memberikan solusi karena kita bukan konselor seperti yang disampaikan dokter Ika tadi,” katanya.
Adapun Koordinator Program Inklusi PKBI Jawa Tengah, Aditya Yuda Pratama menyebutkan acara tersebut diadakan untuk meningkatkan pemahaman remaja dalam deteksi dini, pencegahan, dampak dan penanganan kekerasan seksual.
“Selain itu mereka diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam pencegahan kekerasan seksual, memperluas jaringan pada komunitas remaja untuk bergerak bersama dalam melakukan aksi pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual di Purworejo,” tandasnya. (Dia)