Beranda » Proyek P5 Kewirausahaan, Siswa SMPN 22 Purworejo Belajar Bikin Tempe

Proyek P5 Kewirausahaan, Siswa SMPN 22 Purworejo Belajar Bikin Tempe

GEBANG, Salah satu kegiatan pada Kurikulum Merdeka adalah proyek P5 dengan tujuan agar siswa mampu bermasyarakat dan mengembangkan kreativitas, serta bernalar kritis, tapi tidak melupakan agama dan tradisi. Untuk merealisasikannya, SMP Negeri 22 Purworejo mengadakan proyek kegiatan Kewirausahaan berupa pengolahan produk lokal yakni tempe.

Kegiatan Proyek P5 berlangsung selama enam hari yakni Senin hingga Sabtu (10-15/2/2025) dengan menggunakan berbagai lokasi yang ada di SMPN 22. Yakni aula, lapangan, dan Kelas 7 hingga 9. Juga di dua pabrik tempe tradisonal dan modern.

Pembukaan kegiatan Program P5 pada Senin (10/2/205). Kepala SMPN 22, Teguh Prayitno memberikan motivasi kepada siswa agar bisa mandiri dan berwirausaha.

Pada sesi kewirausahaan, siswa berkunjung ke pabrik tempe tradisional dan modern. “Di sana para siswa belajar tentang proses pembuatan tempe. Perbedaan tempat tradisional dan modern terletak pada pemecahan kulit kedelai, yang satu diinjak, yang satunya menggunakan mesin,” jelas Teguh.

Kepala SMPN 22 Purworejo, Teguh Prayitno berbelanja produk siswa dalam Market Day

Dalam pembuatan tempe, lanjut Teguh, para siswa melihat dan belajar prosesnya. Yakni kacang kedelai direndam kemudian direbus, lalu diinjak-injak atau menggunakan mesin. Tahapan berikutnya dikukus lalu dibungkus.

Pada pembuatan tempe tradisional biasanya dibungkus menggunakan daun dan kertas. Sedangkan tempe buatan pabrik dibungkus atau dipaking menggunakan plastik.

Mereka juga mempraktikkan cara membuat tempe secara berkelompok. Prosesnya dari mulai memberi ragi pada kedelai kemudian diremas-remas sebagai pengganti proses menginjak-injak atau menggiling menggunakan mesin.

Setelah itu, tempe yang telah dicampur ragi dan telah diremas-remas siap untuk dikemas. “Proses pengemasan ada yang berupa tempe mendoan, dan ada juga tempe biasa, yang dikemas menggunakan daun dan kertas, serta tali dari bambu,” jelas Teguh.

Selain membuat tempe, Proyek P5 lainnya yakni melakukan persiapan kegiatan bazaar makanan dan minuman atau biasa disebut Market Day. Kegiatan ini berisi olahan kedelai, tempe, serta makanan dan minuman kekinian. Siswa mengemas dan menyiapkan bungkus makanan yang terbuat dari kertas di kelas.

Pada Jumat (14/2/2025) merupakan puncak acara kegiatan kewirausahaan berupa bazaar dan pentas seni. Dalam acara ini kepala sekolah mengingatkan kembali kata-kata yang telah disampaikan sebelumnya, “Lebih baik mati teg sek, daripada mati sandang pangane.” Yakni agar siswa tetap berusaha, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang bermanfaat.

Selain bazaar, pentas seni yang ditampikan berupa tarian, pantomim dan lagu yang dinyanyikan oleh perwakilan siswa. Untuk bazaar, setiap kelas mewakilkan dua siswa yang menjaga stand. Kegiatan ini juga dihadiri perwakilan wali murid.

Adapun Sabtu (15/2/2025) merupakan hari berakhirnya kegiatan P5. Kegiatan yang dilaksanakan berupa senam, refleksi, dan penutupan kegiatan. “Diharapkan kegiatan proyek P5 Kewirausahaan kali ini mampu memberikan pengalaman yang bermanfaat dan dapat dikembangkan siswa nantinya,” pungkas kepala sekolah. (Dia)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *