PURWOREJO, Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digulirkan oleh Presiden Prabowo Subianto mulai tanggal 10 Februari 2025 telah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Progam CKG ini merupakan kado ulang tahun negara bagi masyarakat Indonesia. Di Purworejo, tercatat ada lima warga yang sudah memanfaatkan fasilitas CKG tersebut.
“Kemarin ada lima warga yang telah memanfaatkan fasilitas CKG, berasal dari empat puskesmas, yakni Banyuurip, Bagelen, Purworejo, dan dua warga di Puskesmas Mranti,” beber Kadinkes, dr. Sudarmi melalui Plt. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr. Nursalim saat dihubungi Purworejo News, Selasa (11/2/2025).
Dijelaskan, di Purworejo ada 53 faskes yang melayani CKG. Hal itu sesuai dengan SK Kepala Dinkes Kabupaten Purworejo terkait dengan pelaksanaan layanan CKG. 53 faskes tersebut terdiri atas 27 puskesmas dan 16 klinik kesehatan serta 10 dokter mandiri yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Untuk mendapatkan layanan tersebut, Dr. Nursalim menjelaskan syarat dan prosedurnya. “Syaratnya harus WNI yang berulang tahun, dibuktikan dengan KTP. Kemudian mengunduh aplikasi “SATUSEHAT Mobile” dan mengisi kuesioner secara mandiri. Hal ini agar pelayanannya lebih cepat saat di Puskesmas atau faskes,” jelasnya.
Idealnya, lanjut dem Nursalim, warga sudah terdaftar di BPJS Kesehatan. Selanjutnya mengisi skrining untuk mendapatkan tiket di faskes yang akan dituju. Dari hasil kuesioner nantinya akan diketahui warga tersebut punya risiko kesehatan atau tidak dan bisa ditindaklanjuti.
Terkait usia pengguna CKG, dr. Nursalim menyebutkan, berlaku untuk semua usia. Termasuk bayi baru lahir (BBL) yang langsung mendapatkan enam jenis pemeriksaan secara otomatis 24 jam setelah dilahirkan. Yakni skrining tumbuh kembang, hipoteroid, difesiensi enzim, difesiensi hormon kortex adrenal, penyakit jantung bawaan (PJB) kritis, dan kelainan saluran empedu.
Selain itu, bagi anak usia dua tahun otomatis akan mendapatkan skrining gula darah dan thalasemia. Sedangkan bagi anak di atas dua tahun atau pra sekolah, pemeriksaan gula darah dan thalasemia tidak menjadi rutin, hanya berdasar hasil pengisian skrining.
Dr. Nursalim menegaskan, tujuan dari diadakannya CKG adalah untuk mendeteksi faktor risiko agar orang sehat dipertahankan tetap sehat. “Kalau berdasarkan skrining faktor risiko muncul, maka dikelola agar tidak menimbulkan masalah kesehatan. Termasuk saat cek gula darah di atas normal, akan dilakukan intervensi yang sesuai sehingga tidak berkembang menjadi sakit,” imbuhnya.
Manfaat lain dari CKG, yakni untuk mengetahui keadaan pra sakit. Misal pada wanita yang belum terkena sakit kanker rahim, tapi berdasarkan pemeriksaan IVA positif. Maka dilakukan tindakan intervensi agar tidak berkembang menjadi kanker rahim.
“Melalui CKG ini diharapkan masyarakat dapat mendeteksi penyakit sedini muncul. Harapannya seluruh masyarakat bisa memanfaatkan layanan ini. Sehingga kalau sudah mendapatkan layanan semuanya, maka angka kesakitan dan kematian bisa berkurang sehingga diharapkan masyarakat sehat dan produktif,” ujarnya.
Iapun menghimbau kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan layanan CKG dengan terlebih dahulu mempersiapkan syaratnya supaya saat berada di lokasi faskes bisa langsung dilayani. (Dia)