BENER, Salah satu varian durian yang terkenal mantap di Kabupaten Purworejo bahkan hingga ke tingkat nasional berasal dari Dusun Sekatap, Desa Kalitapas Kecamatan Bener. Sejak beberapa tahun terakhir, induk durian Sekatap yang telah berusia sekitar 160 tahun menjadi incaran para penggemar durian. Bahkan sejak masih berada di atas pohon, durian yang memiliki bentuk panjang itu telah dipesan oleh banyak pihak.
Hal tersebut dituturkan oleh pemilik induk pohon Durian Sekatap, Mbah Asngadi (71) yang tinggal di RT 2 RW 1 Dusun Sekatap. Menurutnya, mereka yang memesan durian yang pohonnya berada di belakang rumahnya itu tidak hanya dari Purworejo saja. Ada juga yang berasal dari Kecamatan Salaman, Magelang.
“Malah waktu itu ada yang menunggu duriannya jatuh, nunggunya di rumah ini,” tutur Mbah Asngadi kepada Purworejo News pada Senin (21/11). Induk pohon Durian Sekatap memiliki tinggi sekitar 30 meter dengan lingkar batang berukuran dua dekapan orang dewasa. Induk pohon durian Sekatap pun telah terdaftar sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Indonesia pada bulan Mei 2023.
Lantas apa keistimewaan Durian Sekatap milik Mbah Asngadi yang diwarisi dari ayahnya Ahmat Sajat dan kakeknya yakni Mbah Yahyo itu? Ternyata, Durian Sekatap yang memiliki bentuk panjang itu memiliki rasa pedas manis dan agak pahit.
Durian Sekatap juga terkenal memiliki daging yang tebal dengan pongge (biji) yang sangat kecil. Selain itu, keistimewaan lainnya yakni
lebih awet karena bisa bertahan hingga seminggu dari masa jatuh sampai merekah.
“Paling kalau durian biasa hanya bertahan dua sampai tiga hari. Itulah sebabnya durian ini sampai dibawa ke luar daerah seperti Jakarta, karena awet,” imbuh Mbah Asngadi. Maka tak beran kalau harga Durian Sekatap lebih mahal dari jenis lainnya. Perbandingannya, kalau durian biasanya Rp 50 ribu, maka Durian Sekatap Rp 100 ribu.
Sayangnya, menurut pengakuan Mbah Asngadi, tahun ini hasil durian Sekatap tidak semantap sebelumnya. Hal itu karena faktor kemarau panjang sehingga menurut perkiraannya hanya sedikit berbuah. “Paling sekitar 50-an. Lain waktu pas tahun 2017 itu bisa sampai 200-an,” katanya. Selain itu juga karena faktor usia pohon yang semakin tua.
Meski begitu, anakan pohon Durian Sekatap kini sudah mulai dikembangkan di desa tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Imam Syafii yang merupakan mantan Kades Kalitapas. Di rumahnya yang tak jauh dari kediaman Mbah Asngadi, Syafii menanam pohon Durian Sekatap yang merupakan hasil stek.
Menurut penuturannya, anakan pohon Durian Sekatap hasil stek juga telah ditanam di beberapa lokasi, termasuk di Kaligesing. Diperkirakan pohon Durian Sekatap yang berasal dari indukan baru akan panen sekitar sebulan ke depan.
Meski begitu Mbah Asngadi kembali mewanti-wanti kalau sudah banyak yang memesan buahnya. “Kulo mboten janji menawi mangke taksih wonten, kantenan sampun kathah sing pesen,” katanya sambil terkekeh. (Dia)