Beranda » Kunjungi Kementerian ATR/BPN, Delegasi Senegal dan Madagaskar Pelajari Administrasi Program Percepatan Reforma Agraria

Kunjungi Kementerian ATR/BPN, Delegasi Senegal dan Madagaskar Pelajari Administrasi Program Percepatan Reforma Agraria

JAKARTA, Delegasi dari Republik Senegal dan Madagaskar mengunjungi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Mereka datang untuk mempelajari Program Percepatan Reforma Agraria (PPRA) di Indonesia. Kehadiran rombongan pada Senin (30/9) disambut langsung oleh Jgenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang (SPPR) Virgo Eresta Jaya yang membuka pembicaraan dengan mengenalkan informasi mendasar tentang Kementerian ATR/BPN.

Virgo menjelaskan, Kementerian ATR/BPN memiliki empat Kantor Pusat, 33 Kantor Wilayah (Kanwil) BPN Provinsi, dan 486 Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang melayani masyarakat. Pihak inilah yang terus berusaha menangani urusan pertanahan dan tata ruang, termasuk dalam hal pendaftaran bidang tanah di penjuru Indonesia.

“Seluruh elemen berupaya untuk mewujudkan tujuh tujuan strategis. Yaitu terwujudnya keadilan pertanahan, terdaftarnya bidang tanah di seluruh Indonesia, penataan ruang berbasis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Juga meningkatkan standar kompetensi SDM, mewujudkan kantor layanan modern, mengoptimalkan layanan informasi pertanahan dan tata ruang. Selain itu mewujudkan kepastian hukum hak atas tanah dengan memberlakukan sistem stelsel positif,” ungkap Dirjen SPPR Kementerian ATR/BPN di hadapan para delegasi.

Pendaftaran tanah di Indonesia belakangan progresnya meningkat signifikan. Hal ini dikatakan Sesditjen SPPR, Hendy Pranabowo bisa terjadi sejak dilaksanakan program percepatan pada 2017 dengan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang melibatkan partisipasi masyarakat, mulai dari pengumpulan data hingga terbit sertipikat.

Pertukaran cinderamata Indonesia dan Madagaskar

“Kementerian ATR/BPN telah berhasil memetakan 118 juta bidang dari 126 juta bidang yang ada di Indonesia. Harapannya, akhir tahun 2024 kami dapat menyelesaikan target 120 juta bidang terdaftar,” tutur Hendy.

Ahli Pertanahan Global World Bank, Mika-Petteri Törhönen yang hadir dalam pertemuan ini juga sepakat bahwa Indonesia adalah pemimpin dunia dalam bidang pendaftaran tanah.

“Pada 2026 Indonesia ditargetkan mampu mendaftarkan seluruh bidang tanah non-hutan. Banyak hal yang dapat dipelajari dari kisah sukses penyelesaian persoalan pertanahan Indonesia,” ucapnya di awal pertemuan.

Pada sesi kedua, delegasi kedua negara memaparkan kondisi administrasi pertanahan yang berjalan di negaranya. Kepala Subdirektorat Pengukuran dan Pemetaan Bidang Yono Cahyono, kemudian memimpin alur diskusi untuk membahas langkah yang dapat diaplikasikan pada masing-masing negara sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dalam pertemuan ini, turut hadir Direktur Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, Herjon Panggabean serta Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Dony Erwan Brilianto. Hadir pula perwakilan dari World Bank dan Tim Konsultan Program Management Unit Proyek Program Percepatan Reforma Agraria (Dia)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *