KALIGESING, Terobosan yang cukup inovatif dilakukan oleh SMPN 39 Purworejo. Sekolah yang berada di atas perbukitan Kaligesing dan terletak di perbatasan Purworejo-Yogjakarta ini menyambut tahun ajaran baru dengan membekali para guru melalui kegiatan in house training (IHT). Kegiatan dilakukan pada Sabtu (20/7) lalu di ruang pertemuan sekolah.
Kepala SMPN 39 Prastowo Widagdo kepada Purworejo News mengungkapkan, IHT bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan staf dalam mempersiapkan tahun ajaran baru 2024/2025. Menurut Prastowo, SMPN 39 pada kegiatan PPDB sebelumnya menjadi SMP negeri di Purworejo yang paling sedikit mendapat peserta didik baru yaitu hanya 25 siswa.
“Tetapi dengan siswa yang sedikit tersebut tidak menyurutkan semua guru dan staf, juga saya selaku kepala sekolah. Terbukti dalam kegiatan IHT pada tahun ajaran baru ini dilaksanakan dengan banyak materi yang disampaikan, termasuk metode pembelajaran revolusioner yang diberi nama MASTER Learning,” ucapnya.
Dijelaskan, dalam metode pembelajaran MASTER Learning yang diterapkan yakni menggabungkan beberapa cabang Ilmu dalam kegiatan Pembelajaran. Hal itu karena MASTER merupakan gabungan dari enam cabang ilmu. Yakni Mathematic/Matematika, Arts/Seni, Science/Sains, Technology/Teknologi, Engineering/teknik, dan Religion/Religi.
Menurut Prastowo, MASTER Learning tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa, tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis sesuai dengan tuntutan Kurikulum Merdeka dan membangun Kecerdasan abad 21.
Dijelaskan, MASTER Learning merupakan bentuk pengembangan dari metode sebelumnya yakni Science, Technologi, Engineering, Art, Mathematic (STEAM). Metode ini menurut Prastowo, dipelajari dari kegiatan Studi Tiru ke SMPN 13 Surakarta yang telah melaksanakan sejak tahun 2018.
Dari pengembangan metode tersebut, Prastowo menerapkan MASTER, yang merupakan bentuk STEAM dengan ditambah unsur Religion. Menurutnya, konsep ini merupakan pengembangan dari pendekatan pembelajaran STEAM yang telah terbukti efektif dan dilaksanakan di berbagai negara di dunia.
“Penambahan elemen ‘R’ (religion atau agama) sebagai bagian integral dari MASTER Learning ini adalah langkah strategis untuk memenuhi standar kelulusan yang baru diatur oleh Permendikbudristek tahun 2022, dan sesuai amanat UUD 1945 pasal 31 ayat 3,” jelasnya.
Penggunaan metode MASTER Learning di SMPN 39 tidak hanya bertujuan untuk menciptakan siswa yang memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia berharap program ini tidak hanya menjadi unggulan di tingkat lokal, tetapi juga menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam menghadapi era pendidikan 5.0.
Terobosan yang mengusung ranah Mathematic, Arts, Science, Technology, Enginering, dan Religion ini diharapkan menjadi source of change (sumber perubahan). ” Ini bagaikan sinar mentari dan mata air yang memiliki manfaat penting dan utama dalam kehidupan,” ucap Prastowo berfilosofi.
Waka Kurikulum dan juga salah satu narasumber yang turut serta dalam kegiatan IHT, Irfan Widi mengungkapkan, pihaknya percaya bahwa dengan memperkenalkan metode ini para siswa akan siap menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik.
Nara sumber lainnya, Silawati, menyatakan harapannya bahwa implementasi MASTER Learning akan menjadikan SMPN 39 sebagai pelopor dalam inovasi pendidikan di Kabupaten Purworejo dengan slogan 39 source of change. “Kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang holistik dan relevan bagi generasi mendatang,” katanya.
Selain itu, kegiatan IHT tidak hanya membahas sosialisasi MASTER Learning, namun juga tentang Perencanaan berbasis Data (PBD) dan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP). Hal itu tidak hanya sebagai awal dari kegiatan tahun ajaran baru di SMPN 39, tetapi juga menjadi bukti nyata dari komitmen untuk terus berinovasi demi masa depan yang lebih baik.
“Dengan dukungan penuh dari stakeholder sekolah yang berdedikasi, serta partisipasi aktif dari seluruh komunitas sekolah, SMPN 39 siap menghadapi tantangan-tantangan pendidikan di era 5.0,” tegas Prastowo.
Dirinya berharap, kegiatan IHT ini ini tidak hanya menjadi wadah untuk memperdalam pemahaman terhadap konsep-konsep baru dalam pendidikan yang nantinya diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Namun juga sebagai langkah awal dalam kegiatan pembelajaran. (Dia)