PURWOREJO, Lima siswa SMPN 2 Purworejo diterima di SMA Taruna Nusantara (TN) dan Pradita Dirgantara (PD) melalui jalur beasiswa. Keempatnya yakni Safaras Akma Dzakwan, Alfira Kusuma Ayu, Radith Agung Prabowo, dan Muhammad Kholid Ar Romadhon. Berkat prestasinya, keempat siswa yang diterima melalui jalur beasiswa di SMA TN tersebut hanya membayar sumbangan sukare inila yang diisi sesuai kesanggupan. Disamping itu, mereka pun terbebas dari pembayaran uang SPP senilai Rp 5 juta per bulan.
Tak hanya itu, empat siswa SMPN 2 tersebut juga terbebas dari pembayaran uang pangkal sebesar Rp 50 juta dan uang komite sekolah Rp 1 juta, serta SPP 5 juta per bulan jika melalui jalur Iuran Sekolah. Bahkan bila melalui jalur Kontribusi Khusus, para siswa SMA TN tersebut dikenakan biaya Rp 125 juta, selain membayar kontribusi Rp 50 juta, uang komite Rp 1 juta, dan SPP bulanan Rp 5 juta.
Hal yang sama juga dialami oleh Benaya Probo Bima Prasasta yang diterima di SMP PD melalui jalur beasiswa. Iapun tak membayar sepeserpun di sekolah yang didirikan atas kerjasama TNI AU, Yayasan Ardhya Garini, dan Universitas Sebelas Maret tersebut.
Ditemui di sekolah pada Selasa (26/6), kelima siswa tersebut menyampaikan rasa syukurnya bisa diterima di SMA TN dan PD melalui jalur beasiswa atau prestasi. Kholid yang tinggal di Perum Mranti RT 3 RW 1 merupakan putra dari Basari dan Tri Lestari yang bekerja sebagai wiraswasta. Radith, putra seorang perangkat Desa Loano yakni Galih Prabowo dan Dwi Nurjyanti tinggal di Dusun Pongangan.
Lalu Alfira, yang tinggal di Perum Garden Vilage RT 1 RW 6 Pangenrejo, merupakan putri dari Tri Haryanto dan Rinita Dwi Cahyani yang berprofesi sebagai seorang TNI dan perawat. Adapun Safaraz merupakan putra dari Dwi Agung Purwadin dan Siti Kuswari yang berprofesi sebagai perawat di Puskesmas Mranti dan ibunya seorang bidan di Puskesmas Cangkrep.
Sedangkan Benaya adalah putra dari David Probo Anindityo dan Widiastuti yang bekerja sebagai wiraswasta, tinggal di Ngupasan Kecamatan Purworejo. Kecuali Radith, kelimanya merupakan siswa SMPN 2 yang mendaftar dengan menggunakan sistem zonasi.
Saat mendaftar ke SMA TN dan PD mereka menggunakan jalur beasiswa dengan prestasi yang pernah diraih sebelumnya. Diantara juara drumband nasional Piala Raja, juara 3 OSN nasional, juara lomba tingkat Pramuka tingkat kabupaten, dan juara pidato bahasa Jawa tingkat kabupaten, juara pada lomba Youth Volunteer tingkat kabupaten, serta jadi ketua OSIS.
Dari kelima siswa tersebut, dua orang diantaranya bercita-cita menjadi dokter, yakni Kholid dan Radith. Sedangkan Alfira ingin menjadi hakim. Benaya ingin menjadi seorang profesor. Hanya Dafaraz yang bercita-cita menjadi perwira polisi.
Mereka mengatakan, tujuan sekolah di luar Purworejo adalah agar mandiri dan keluar dari zona nyaman. Semuanya menyatakan masuk ke sekolah tersebut karena keinginan sendiri. Bahkan Radith sejak kecil punya keinginan sekolah di SMA TN. “Dulu sering kalau lewat SMA TN saya bilang, besok saya mau sekolah di sini,” ujarnya.
Kelima anak itu memang beruntung. Di SMA TN dari sekitar tujuh ribuan yang mendaftar, hanya diterima sekitar 10%. SMA PD lebih ketat lagi. Menurut Benaya, dari sekitar lima ribuan yang mendaftar, tahun ini hanya 92 siswa yang diterima, 59 siswa diantaranya dari panitia daerah (panda) DIY yang meliputi wilayah Magelang, Magelang, dan Kebumen. “Jumlah tersebut hasil seleksi dari 87 anak yang ikut pantukhir,” tuturnya.
Beberapa tahapan seleksi yang harus dilalui meliputi tes administrasi, seleksi akademik empat mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan Matematika). Kemudian tes kesehatan, wawancara, dan pantukhir. Saat dinyatakan diterima, mereka menyatakan bersyukur terlebih bisa berkumpul bersama teman-teman dari berbagai wilayah di Indonesia.
Mereka sepakat bahwa lingkungan sekolah yang kompetitif, guru dan kepala sekolah yang mendidik dengan sepenuh hati, serta alumni yang peduli kepada adik kelasnya menjadi beberapa faktor keberhasilan yang akhirnya dapat diraih.
Kepala SMPN 2 Purworejo Sutarto kepada Purworejo News menyampaikan, jumlah siswa yanv diterima di SMA TN tahun ini meningkat dari sebelumnya. “Tahun kemarin tiga anak di TN dan tidak ada yang di SMA PD,” ucapnya.
Dirinya menyatakan bahwa prestasi ini akan dapat menjadi motivasi bagi adik kelas bahwa tidak semua yang akan sekolah ke sana harus punya biaya besar. “Yang penting anak-anak harus punya semangat mengejar cita-cita dan punya prestasi serta banyak berdoa dan berbakti kepada kedua orang tua,” tuntasnya. (Dia)