PURWOREJO, Meski pemerintah sudah menggelontorkan dana yang besar untuk asuransi pertanian namun fasilitas tersebut belum banyak dimanfaatkan oleh para petani, termasuk di Kabupaten Purworejo. Sampai saat ini jumlahnya bahkan belum ada 5% petani yang mengasuransikan lahan pertaniannya. Salah satu faktornya karena kurangnya pemahaman para petani terhadap pentingnya program tersebut.
“Pemerintah sudah menganggarkan 80% pembayaran asuransi, dan petani hanya membayar 20%-nya. Bahkan pemrov Jawa Tengah sudah mengalokasikan yang 20%, jadi petani tinggal daftar saja. Tapi pemahaman para petani terhadap program asuransi ini masih kurang sehingga perlu membangun komunikasi yang efektif.”
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan PSP Kementerian Pertanian, Dede Sulaeman dalam kegiatan Bimtek Manfaat Penggunaan KUR dan Asuransi Pertanian serta Perlindungan Lahan Perrtanian Berkelanjutan. Acara yang diadakan di Aula Hotel Plaza pada Senin (24/7) itu dihadiri oleh anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina dan diikuti kader pertanian di beberapa wilayah Purworejo.
Terkait asuransi, lanjut Dede pemerintah punya dua mekanisme yakni untuk bidang pertanian untuk padi dan peternakan untuk hewan sapi dan kerbau. Dengan adanya kemudahan yang diberikan, dirinya mengajak para petani untuk mengikuti program asuransi.
Hal tersebut sangat didukung oleh Vita yang turut menginisiasi kegiatan bimtek tersebut. “Asuransi ini penting untuk perlindungan kepada petani di Purworejo terkait lahan dan produksinya. Kalau nggak ikut asuransi ya keterlaluan,” ujar Vita saat menyampaikan gagasannya di hadapan para peserta bimtek.
Melalui forum tersebut Vita pun mengajak para petani untuk mengikuti asuransi dengan menyisihkan sebagian kecil pendapatan untuk mengcover apabila terjadi kemungkinan terburuk pada produk pertanian atau peternakan mereka. “Asumsinya hanya menyisihkan uang rokok sebesar Rp 36.000 per hektar per musim tanam. Kan ringan,” imbuh Vita.
Melalui bimtek tersebut, Vita yang merupakan anggota DPR RI dari fraksi PDIP berharap selain para peserta mendapatkan pemahaman tentang pentingnya program asuransi dan tergerak untuk mengikuti nya, juga agar mereka dapat menularkan pengetahuan yang diperoleh kepada teman-temannya.
Adapun Kabid Sarpras Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo Ari Sulistyani menjelaskan banyak lahan pertanian di beberapa kecamatan Purworejo yang sering terkena bencana banjir. Yakni sebagian di Kecamatan Butuh, Grabag, dan Purwodadi.
Senada dengan Dede dan Vita, Ari pun menyerukan agar para petani mengikuti program asuransi untuk mengcover bila terjadi gagal panen termasuk yang disebabkan faktor banjir dan kekeringan.
Selain lahan pertanian dirinya juga menyarankan para peternak sapi untuk mengikuti program asuransi. Dari nominal asuransi Rp 200.000, peternak cukup membayar Rp 40.000 per ekor sapi untuk masa perlindungan selama dua tahun. (Dia)