Beranda ยป Tekan Penambahan Kasus HIV di Purworejo, Kadinkesda: Minum Obat Teratur Biar Tidak Menular

Tekan Penambahan Kasus HIV di Purworejo, Kadinkesda: Minum Obat Teratur Biar Tidak Menular

PURWOREJO, Berdasarkan data, jumlah kasus HIV di Kabupaten Purworejo sebanyak 69 orang pada tahun 2024. Angka tersebut belum termasuk mereka yang belum melaporkan diri, sehingga kemungkinan besar jumlahnya akan bertambah dari data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Purworejo.

Kadinkesda, dr. Sudarmi mengaku prihatin dengan mereka yang berpotensi mengidap HIV namun enggan melaporkan kondisi dirinya ke petugas di puskesmas sekitar tempat tinggalnya. “Padahal minum obat secara teratur dapat menghindari tertularnya pihak lain yang melakukan hubungan seksual dengannya,” tutur dr. Sudarmi saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (14/5/2025).

Ia menegaskan, sebenarnya tidak ada alasan orang yang mengidap HIV untuk tidak melaporkan diri. “Kalau secara sadar bahwa dirinya positif HIV, seharusnya dia periksa terus kita kasih obat, gratis. Identitas juga kita rahasiakan dan kita dampingi terus. Ini supaya tidak menular ke pasangannya,” ucap dr Sudarmi.

Ketua Komisi IV DPRD, Susilowati

Untuk itu pihaknya mendukung razia yang dilakukan oleh Satpol PP di tempat hiburan malam. Hal tersebut dilakukan untuk pengendalian penyakit HIV dan mendeteksi mereka yang berpotensi mengidap penyakit menular ini. Meski sudah dinyatakan reaktif HIV ia merekomendasikan agar mereka melakukan tes ulang untuk penanganan berikutnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, selain menular ke pasangan, ibu hamil penderita HIV juga berpotensi menularkannya ke bayi yang dikandungnya. Menurut Kadinkesda, kasus seperti itu juga ada di Purworejo. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi juga terhadap angka Kematian Ibu dan Anak (KIA) di Kabupaten Purworejo.

Terkait dengan hal tersebut, di Purworejo ada komunitas yang menaungi para pengidap HIV, yakni Roda Pedati yang melakukan pendampingan terhadap penderita HIV, juga anggotanya adalah mereka yang terindikasi HIV dan pendamping untuk pengambilan obat. “Anggotanya ada 35 orang. Setiap bulan ada anggota yang mengambilkan obat, termasuk yang di luar kota,” jelas dr. Sudarmi.

Untuk pencegahan penyakit HIV, dirinya menghimbau agar melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang resmi. Dengan demikian kalau satu satu atau dua-duanya terdeteksi HIV bisa diobati sehingga tidak menular ke anaknya.

“Juga bagi mereka yang terindikasi agar jangan segan-segan berobat. Pihak Puskesmas akan memberikan pengobatan dan pendampingan. Kami pun tidak akan melakukan judgement atau penghakiman, termasuk mereka yang tertular melalui hubungan dengan sesama jenis. Ayo berobat, jangan malu,” himbaunya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Komisi IV, Susilowati yang salah satunya membidangi masalah kesehatan. Ia menyatakan prihatin dengan banyaknya penderita HIV yang tidak terdata karena tidak melapor. Termasuk dari hasil razia gabungan yang dilakukan Satpol PP dan Dinkesda beberapa waktu lalu.

“Pada dasarnya kalau lapor ke puskesmas dan minum obat secara teratur dapat memutus mata rantai penularan HIV. Kami tidak menampik kalau jumlah tersebut bisa bertambah. Kami prihatin di kota kecil ini, jumlahnya (yang terdeteksi) banyak,” ucap Susi saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Pihaknya pun memberikan dukungan kepada Dinkesda dan rumah sakit yang mengupayakan pengobatan. “Kalau pasien merasa malu, ada petugas dari dinas yang bisa memfasilitasi mengambil obat. Kami berkomitmen untuk menangani kasus HIV ini agar zero, artinya tidak ada penambahan lagi,” tandasnya. (Dia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *