PURWOREJO, Berdasarkan dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB), ada tiga sungai di wilayah Kabupaten Purworejo yang bakal menjadi jalan tol saat tsunami terjadi. Tak hanya ini, tsunami yang berpotensi terjadi pasca gempa megathrust juga disebutkan bakal menyapu seluruh wilayah pesisir selatan yang berada di tiga kecamatan yang ada di Purworejo. Yakni Purwodadi, Ngombol, dan Grabag.
Adapun ketiga sungai yang menjadi jalur tol tsunami tersebut yakni Bogowonto, Jali, dan Wawar. “Sungai Bogowonto berbatasan Purworejo-DIY, Sungai Jali di perbatasan Kecamatan Grabag dan Ngombol, sedangkan Sungai Wawar berbatasan dengan Kebumen. Ketiga sungai ini berpotensi menjadi jalan tol tsunami karena tidak ada kelokannya,” jelas Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purworejo Dede Yeni Iswantini pada Jumat (23/8).
Lebih lanjut, kepada Purworejo News Dede menjelaskan, potensi tsunami yang tingginya lebih dari 10 meter kemungkinan bisa terjadi pasca gempa megathrust. “Selain sungai, beberapa wilayah yang berada di pesisir selatan dipastikan tersapu tsunami. Dalam KRB merah, jumlah warga terdampak sepanjang pantai selatan, dari Desa Jogoboyo Kecamatan Purwodadi sampai Kertojayan Grabag,” jelas Dede.
Tak hanya itu, ia juga menyebut beberapa desa di kecamatan lain yakni Pituruh pun akan turut terdampak. “Ada tiga kecamatan yang akan terdampak tsunami. Kalau cukup tinggi ya bisa sampai ke Pituruh meskipun ketinggiannya berbeda,” lanjut Dede.
Untuk mengantisipasi dan meminimalisir risiko apabila terjadi tsunami, pihaknya tengah melakukan beberapa upaya. Diantaranya mengadakan sekolah lapangan bekerjasama dengan BMKG. BPBD juga melakukan penanaman pohon nyamplung yang dapat menahan atau memperlambat laju tsunami. Upaya tersebut, lanjutnya, dilakukan bekerjasama dengan Perhutani.
Tak hanya itu, tercatat sebanyak 24 Early Warning System (EWS) yang sudah dipasang untuk peringatan saat terjadi tsunami. EWS tersebut menurut Dede, setiap tanggal 26 selalu diujicobakan serentak di seluruh Indonesia, termasuk yang berada di Purworejo.
Di Purworejo, saat ini ada tiga EWS yang kurang berfungsi dengan baik, salah satunya milik Pemprov. “Yang tidak berfungsi ada di Desa Girijoyo dan Desa Malang di Ngombol, saat ini sedang diperbaiki secara bertahap,” imbuhnya.
Dede menyatakan, pihak BMKG sudah mengingatkan agar di pesisir pantai selatan ada bangunan bertingkat yang dapat digunakan untuk menyelamatkan diri saat terjadi tsunami. Dijelaskan, peringatan tsunami dilakukan dalam hitungan 20 menit pertama setelah gempa, kemudian 20 menit selanjutnya. Waktu tersebut, kata Dede, dapat dilakukan warga untuk menyelamatkan diri sebelum tsunami menerjang.
Terkait dengan hal tersebut, Dede menghimbau masyarakat khususnya yang berada di pesisir pantai selatan agar jangan abai, tetapi juga tidak perlu lebay. “Kita tidak boleh abai karena bencana alam ini tidak bisa diprediksi kapan akan datang. Tapi kita juga jangan lebay atau berlebihan dengan kondisi yang akan terjadi. Insya Allah kita bersama-sama akan terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat,” pungkas Dede. (Dia)