Wali murid SD di Purworejo Keluhkan Menu MBG Liburan, Ini Tanggapan SPPG

PURWOREJO, Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) selama libur sekolah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, baik dari segi pelaksanaan maupun menu yang diberikan.

‎Keluhan datang dari sejumlah wali murid SDN Pangengudang Purworejo. Pasalnya menu MBG yang diberikan selama liburan dinilai terlalu minimalis dan tidak variatif. Diketahui, distibrusi MBG di sekolah tersebut disuplai oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangenjurutengah.

‎Adapun menu yang ditunjukkan adalah dua buah pisang, tiga biji kurma, dua roti bolu, dua roti manis, dua telur asin. Lalu dua bungkus kacang bawang, satu bungkus kacang koro, dan satu bungkus abon. Menu ini hampir sama dengan menu yang diterima pada minggu pertama liburan dan disebut sebagai jatah konsumsi selama tiga hari.

‎Selain menu makanan kering, murid juga mendapat menu basah berupa nasi, ayam, sayur bening, tempe goreng, dan semangka. Setiap murid diminta datang ke sekolah membawa tempat makan untuk memindahkan makanan tersebut.

‎Menurut salah satu wali murid, Anis, menu yang diberikan tidak sebanding dengan anggaran seharusnya diterima setiap anak. “Setahu saya anggaran MBG per anak Rp10 ribu untuk kelas 4 ke atas. Bukannya tidak bersyukur, tapi jangan dikira ibu-ibu tidak paham harga dan tidak bisa menghitung, ” ungkapnya saat ditemui di sekolah pada Senin (29/12/2025).

Suasana pengambilan MBG di sekolah

‎Ia mengaku kecewa dengan menu yang disediakan oleh SPPG yang bertanggungjawab atas pelaksanaan MBG di sekolah anaknya. “Selama ini saya hanya tahu dari cerita anak. Sekarang bisa mencoba rasa dan melihat langsung menu yang diberikan. Saya agak kecewa,” keluhnya.

‎Meski demikian, Anis menilai program MBG merupakan kebijakan yang baik. Selama liburan ia pun tidak keberatan untuk mengambil ke sekolah. Namun ia menyayangkan bahwa menu yang diberikan menurutnya belum sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan pemerintah.

‎”Semoga anggaran yang ada lebih dimaksimalkan, menu bervariasi, dan rasa makanannya jangan terlalu hambar,” harapnya.

‎Menanggapi hal tersebut, Kepala SPPG Pangenjurutengah, Salis Hanifah membenarkan bahwa anggaran MBG per anak adalah Rp8 ribu untuk balita hingga kelas 3 SD, dan Rp10 ribu untuk kelas 4 SD hingga SMA. Ia menegaskan bahwa setiap penyusunan menu telah melalui perhitungan dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. “Harga bahan baku yang saat ini serba mahal juga berpengaruh dalam penentuan menu,” jelasnya.

‎Terkait menu yang dinilai terlalu sederhana, pihaknya menyebutkan bahwa salah satu tujuan MBG adalah mengenalkan anak-anak terhadap makanan alami, bukan Ultra Processed Food (UPF). “Makanan kemasan pabrik memang lebih menarik dan enak, tapi untuk jangka panjang tidak sehat,” tuturnya.

‎Pihaknya memastikan akan menampung semua masukan terkait menu sebagai bahan evaluasi dan perbaikan ke depan. (Ita)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *