PURWOREJO, SMPN 2 Purworejo genap berusia 78 tahun pada Kamis (5/9) ini. Saat upacara peringatan milad, Kepala SMPN 2 Sutarto menyampaikan refleksi agar siswanya tetap berprestasi. “Pertama, saya sampaikan agar kalian bertanggungjawab terhadap sampah yang banyak dihasilkan selama kegiatan,” ucap Sutarto di sela upacara peringatan milad.
Ia mencontohkan, saat piala dunia sepakbola, penonton dari Jepang langsung mengambil sampah yang ada di stadion. Dirinya pun meminta kepada pengurus OSIS dan Pramuka untuk menggerakkan para siswa menginisiasi bersih sampah.
Kedua, Sutarto memberikan introspeksi kepada para siswa terkait sikap mereka yang dinilainya memiliki daya juang yang rendah. “Contohnya, meski sepele, ketika diumumkan dan dipanggil ketika menjadi juara, segera cepat menerima hadiah. Jadi harus satset, jangan sampai dipanggil beberapa kali baru bergerak,” tukasnya.
Daya juang lain yang disoroti oleh kepala sekolah yakni keikutsertaan peserta OSN yang menurun. Siswa harus dicari dulu oleh guru terutama mapel IPS, beda dengan waktu sebelumnya.
Ditegaskan, kedua hal tersebut perlu untuk segera dibenahi dan diperbaiki. “Salah satu ciri generasi muda adalah satset, tangkas, dan cerdas, juga berani. Siswa SMPN 2 harus memiliki daya juang yang tinggi serta pantas untuk berprestasi dan menerima penghargaan,” tegas Sutarto.
Iapun mengajak siswa lebih cerdas dan terpilih untuk terus menjadi yang terbaik. “Ulang tahun bukan untuk bersenang-senang, tapi juga sebagai refleksi, apa yang perlu ditingkatkan. Termasuk semangat juang, kita perlu mawas diri apa yang perlu diperbaiki. Karena budaya berprestasi adalah semangat Spero,” tandas Sutarto.
Terkait acara memperingati ulang tahun ke-78 SMPN 2, Sutarto menjelaskan, rangkaian kegiatan sudah dimulai sejak bulan Agustus lalu. Yakni Lomba voli, basket, dan badminton antar SLTP. Juga ada lomba internal meliputi dance, menghias tumpeng, dan kebersihan kelas.
“Kami juga mengadakan pertandingan persahabatan basket putra putri dengan SMAN 1 Kebumen kemarin (Rabu). Lalu pada malam harinya tasyakuran dihadiri keluarga besar guru dan parenthing dirangkai dengan tausiyah,” jelas Sutarto.
Ia mengungkapkan, tantangan SMPN 2 saat ini adalah banyaknya guru-guru senior yang akan menjalani purna. Tahun ini satu orang, tahun depan lima. Masalahnya, jarak antara guru senior dan junior relatif jauh karena selama lima tahun tidak ada rekrutmen.
Menurut Sutarto, 78 tahun merupakan usia yang sangat matang dan diharapkan SMPN 2 tetap bisa berkiprah dan berprestasi. (Dia)