PURWOREJO, Berstatus sebagai sekolah asrama berbasis religi, Madrasah Tsanawiyah (M.Ts) Negeri 1 Purworejo tetap kebanjiran peminat. Terbukti pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2023 ini, dari kuota 320 siswa, ada sekitar 200 siswa yang tidak tertampung di sekolah yang memiliki 10 rombongan belajar (rombel) di kelas VII itu.
Hal itu menunjukkan animo masyarakat untuk mengenyam pendidikan di sekolah yang beralamat di Jalan Keseneng Kecamatan Purworejo itu masih tinggi.
Kepala M.Ts Negeri 1, Dr H. Munawir saat ditemui Purworejo News pada Senin (24/7) menyatakan rasa syukur atas kepercayaan masyarakat untuk mengenyam pendidikan di sekolah yang membuka kelas asrama (boarding) tersebut.
“Ada 10 kelas yang kami sediakan untuk siswa kelas VII. Rinciannya, empat kelas boarding untuk tahfiz dan bilingual masing-masing dua. Kelas Riset dua kelas, kelas Teknik Informatika dua kelas, Kelas Olahraga dan Senin budaya dua kelas,” jelas Munawir.
Ia menambahkan, kelas boarding sudah terintegrasi dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Madrasah nomenklatur kelas asrama. Ini menjadi program unggulan berbasis asrama dengan peminatan tahfid dan bilingual.
Menurutnya program tersebut banyak diminati karena sudah dikonsep secara jelas, terarah, dan terukur. “Kami menggunakan juknis nasional, sistem yang terencana dengan ustad ustadzah yang kompeten, dan berprestasi. Salah satunya yakni menjadi juara 3 Lomba Pidato Bahasa Arab pada Porseni Jawa Tengah tahun ini,” tutur Munawir.
Selain itu progres lainnya yakni dilakukannya penguatan dan pendalaman Bahasa Inggris dan Arab kelas bilingual dengan native speaker selama 15 hari. Sebanyak 15 siswa mengikuti program yang dilakukan di Kampung Inggris Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Tak hanya itu, untuk memastikan program boarding berjalan dengan baik, Munawir selaku kepala madrasah (kamad) bahkan menunggui kegiatan dari sore hingga pagi hari saat siswa berada di asrama.
“Kami berusaha menjaga amanah dengan baik melalui program unggulan ini agar para siswa dapat berprestasi secara maksimal dengan tetap menjaga nilai tradisi madrasah,” pungkas Kamad Munawir. (Dia)