PURWODADI, Replika penari Dolalak berukuran jumbo yang ditampilkan SMPN 27 menjadi daya tarik tersendiri pada acara Parade Budaya Kecamatan Purwodadi. Tak hanya itu, jumlah personel dari SMPN 27 yakni sebanyak 450 orang diklaim menjadi yang terbanyak diantara peserta karnaval lainnya. Karnaval yang digelar pada Rabu (23/8) siang itu diadakan untuk memeriahkan HUT ke-78 RI di Kecamatan Purwodadi.
Ditemui di sekolah sebelum pelaksanaan karnaval, Kepala SMPN 27 Dwi Indah Prihatiningsih menyatakan, pihaknya memang mengikutsertakan lebih dari 2/3 jumlah keseluruhan siswa yang berjumlah 572 orang. “Yang ikut karnaval 450 siswa,” kata Indah kepada Purworejo News.
Replika penari Dolalak merupakan representasi budaya lokal, adapun dan ornamen Leak merupakan simbol budaya Bali. “Ini sebagai representasi bahwa SMPN 27 tidak menutup diri dengan budaya dari daerah lain. Dengan kata lain sekolah kami tidak menutup diri terhadap perubahan yang ada alias tidak fanatik terhadap satu konsep saja,” tegas Indah.
Selain itu, representasi lainnya dari dua kebudayaan tersebut yakni bahwa Dolalak bisa sejajar dengan tarian dari daerah lain. Juga sebagai simbol nguri-nguri budaya asli, yakni tidak menghilangkannya meski ada kebudayaan yang lain.
Terkait dengan 450 peserta karnaval, menurut kepala sekolah, mereka terbagi dalam 14 kelompok. Yakni satu kompi siswa pembawa bendera merah putih. Disusul kelompok Marching Band Gita Dwi Sapta berjumlah 79 siswa. Terbagi dalam tiga bagian yaitu musik, perkusi, serta bendera yang menampilkan formasi-formasi menarik diiringi tiga lagu.
“Formasi ini menggambarkan bahwa dengan kolaborasi seluruh stakeholder maka potensi-potensi yang dimiliki dapat tergali dan dimanfaatkan untuk mewujudkan mimpi atau visi sekolah,” imbuh Indah.
Ada juga satu kelompok prajurit cantik yakni Sailormon Indonesia yang berkostum gaun plastik berwarna merah putih. Menurut Indah, kelompok ini menggambarkan pelajar jaman sekarang yang aktif, kreatif, inovatif, dan kritis.
Selain menyuguhkan bergodo atau prajurit yang gagah berani, peserta karnaval SMPN 27 juga menampilkan 14 ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Antara lain marching band, voly, basket, sepak bola, tari, hadroh, PMR, pencak silat, jurnalistik, English club, dan komputer.
Tak lupa juga ditampilkan Kelompok P5 dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Berupa produk-produk hasil pengolahan limbah organik maupun anorganik. Termasuk gaun dari limbah plastik, limbah koran, produk kerajinan seperti tas, wayang, bunga dari limbah plastik.
Selain replika penari Dolalak, ada sederet penari tari tradisional. Hal ini merupakan gambaran generasi yang mau mencintai dan menekuni budaya asli Indonesia. Termasuk pakaian adat yang dikenakan, diantaranya Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi. Juga pemuka lima agama yang ada di Indonesia.
Pasukan profesi pun melengkapi barisan peserta karnaval SMPN 27. Hal tersebut menggambarkan aneka profesi yang digeluti olah masyarakat Indonesia khususnya di Purwodadi.
Berada di barisan belakang korps siswa yang tergabung dalam Nada Marwah, grup hadroh SMP Negeri 27 yang sangat fasih memainkan lagu lagu religi. Kesenian hadroh merupakan salah satu cara untuk lebih mengenalkan Islam dan budayanya kepada siswa.
Pada barisan akhir dan terpanjang ditutup oleh kemeriahan warna warni merah putih dari pasukan gagar mayang.
Indah menegaskan, keikutsertaan SMPN 27 dalam karnaval selain dapat mempromosikan kualitas sekolah, juga menampilkan prestasi atau keunggulan yang dimiliki siswa. “Tak kalah penting yaitu memberikan peran serta semangat nasionalisme ikut memeriahkan HUT RI di Purwodadi,” tandasnya. (Dia)