PURWOREJO, Kabupaten Purworejo bersiap menjadi tuan rumah pergelaran seni kolosal bertajuk Gema Nusantara: Perbedaan yang Menyatukan. Acara yang akan digelar pada Sabtu (8/11/2025) pukul 19.30–22.00 WIB ini rencananya berlangsung di Area Alun-Alun Purworejo, tepatnya di sepanjang Jl. Proklamasi depan Kantor Pemda.
Pergelaran ini diinisiasi oleh Sanggar Tari Prigel Purworejo dengan dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia serta Pemerintah Kabupaten Purworejo. Acara tersebut akan menghadirkan 100 penari, 20 pemusik, 20 tim produksi, serta 200 peserta flashmob yang terdiri atas anak-anak dan remaja siswa Sanggar Tari Prigel.
Ketua Sanggar Tari Prigel, Melania Sinaring Putri, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga bentuk refleksi terhadap kekayaan budaya bangsa.
“Kami ingin menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan. Melalui tarian, anak-anak dan remaja diajak memahami bahwa perbedaan bukan untuk dipertentangkan, tetapi dirayakan bersama. Inilah wujud semangat Nusantara yang menyatukan,” ungkap Melania.
Tema “Perbedaan yang Menyatukan” diangkat sebagai pengingat bahwa keberagaman budaya Nusantara dengan lebih dari 1.300 suku bangsa dan 718 bahasa daerah, merupakan identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.

Pada pergelaran utama, penonton akan disuguhi tari kolosal bunga rampai. Menampilkan tarian dari berbagai daerah, seperti Tari Jejer Jaran Dawuk, Tari Rantak, Tari Ngabayotn (Kalimantan), Tari Hegong (Nusa Tenggara Timur), Beksan Menak Tripama, dan Tari Gladhen.
Sebagai puncak acara, akan ditampilkan Tari Dolalak dalam Keberagaman Budaya Nusantara, kemudian ditutup dengan tari kreasi Dolalak Sekaring Jagad karya Sanggar Tari Prigel. Dolalak dipilih karena merupakan ikon budaya khas Purworejo yang telah ada sejak awal abad ke-20 dan masih lestari hingga kini.
Melania berharap pergelaran Gema Nusantara bisa menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi diri melalui seni dan budaya.
“Kami ingin masyarakat, terutama generasi muda, semakin mencintai budaya sendiri. Dengan cara inilah kita menjaga warisan leluhur agar tetap hidup dan relevan di masa kini,” imbuhnya.
Acara ini terbuka untuk umum dan diharapkan menjadi hiburan edukatif bagi masyarakat, sekaligus memperkuat rasa cinta terhadap keberagaman budaya Indonesia. (Ita)

