GRABAG, Di zaman serba modern, teknologi bisa dimanfaatkan untuk mempermudah kehidupan manusia. Salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi Google Assistant, lampu bisa dinyalakan atau dimatikan secara otomatis tanpa menggunakan saklar. Demikian pula dengan dispenser tanpa menyentuh tombol, air minum akan keluar dengan sendirinya.
Kecanggihan tersebut dipamerkan oleh siswa Kelas 12 SMAN 8 Purworejo dalam Gelar Rekayasa Teknologi di aula sekolah pada Senin (11/11). Tak hanya itu, berbagai rekayasa teknologi lainnya juga dipamerkan. Seperti membuka pintu menggunakan KTP, termasuk aneka karya serba otomatis. Mulai wastafel, pakan ikan, dan tempat sampah.
Wastafel otomatis misalnya, cukup dengan berdiri di depan wastafel sambil mengulurkan kedua telapak tangan di bawah selang, otomatis air akan mengalir tanpa perlu membuka kran air. Demikian pula dengan tempat sampah otomatis, cukup dengan menaruh telapak tangan di bawah sensor, secara otomatis bak sampah akan terbuka.
Juga memberi pakan ikan dari jarak jauh, hanya dengan menggunakan aplikasi Google Assistant maka secara otomatis pakan ikan yang diletakkan di bagian samping akuarium akan terbuka dan mengeluarkan butiran oakan sesuai kebutuhan. Ada juga teknologi sederhana menggunakan mesin untuk membuat mini vacum cleaner atau mesin penghisap debu.
Juga Bio Teknologi berupa pembuatan eco enzim dan kompos, serta pengembangbiakan vegetatif seperti okulasi tempel, termasuk membuat Boneka Horta. Semuanya dibuat sendiri oleh para siswa kelas 12.
Selain memamerkannya, mereka juga harus memaparkan proses pembuatan karya tersebut, termasuk mempraktikkan kepada guru dan teman-teman lainnya. Hasil karya berupa eco enzim, kompos, dan Boneka Horta pun dipamerkan dalam Gelar Rekayasa Teknologi tersebut, bersama dengan produk inovatif lainnya.
Guru pembimbing Agustini, kepada Purworejo News menjelaskan, selain gelar karya Rekayasa Teknologi, siswa lainnya yakni kelas 11, menampilkan Gelar Karya P5 dengan tema Bhineka Tunggal Ika. “Ada lima unsur yang harus dipenuhi dalam gelar karya P5 ini. Yaitu pakaian adat, makanan tradisional, miniatur rumah adat, tarian, dan lagu daerah,” jelasnya.
Adapun provinsi yang dipilih siswa berdasarkan hasil undian yakni Jawa Barat, Papua, Kalimantan, Bali, Nusantara Tenggara, Yogyakarta, dan DKI Jakarta. Selain menampilkan tarian dan lagu daerah menggunakan pakaian adat di panggung yang disediakan, para siswa juga menjual hasil karya berupa makanan tradisional sebagai bentuk wira usaha.
Sedangkan kelas 10, besok Selasa (12/11) akan melakukan gelar karya kearifan lokal berupa siklus hidup adat Jawa. Meliputi gejuk lesung (sebelum menikah), panggih (saat menikah) tedhak siti (saat punya anak), hingga prosesi khataman yang merupakan simbol anak telah pandai membaca Al Qur’an.
“Sementara kelas 12 besok akan mempraktikkan Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan menggelar bazar dan menjual aneka makanan oriental,” jelas Agustini.
Menurut Kepala SMAN 8 Purworejo, Muh Kuntoaji, hasil karya inovatif tersebut, nantinya akan dijadikan unggulan sekolah dalam hal pemanfaatan teknologi. Dijelaskan, semua kegiatan tersebut mengandung enam unsur yang ada dalam P5.Yaitu berakhlak mulia, Kebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
“Semua gelar karya itu mengandung enam unsur tersebut. Ini bermanfaat agar siswa dapat meningkatkan kompetensi supaya nantinya mereka bisa hidup dengan layak dan bahagia, serta dapat mengahadapi tantangan yang lebih besar di masa depan,” tandas Kunto. (Dia)