Beranda » Nyawanggati, Tradisi Warga Desa Jati Purworejo Titip Doa dan Salurkan Sumbangan

Nyawanggati, Tradisi Warga Desa Jati Purworejo Titip Doa dan Salurkan Sumbangan

BENER, Salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh warga Desa Jati Kecamatan Bener saat acara Saparan adalah Nyawanggati. Yakni dengan cara titip doa yang diikrarkan kepada petugas sesaat sebelum acara Grebeg Sawanggati dimulai. Seperti ayang dilakukan saat rangkaian acara merti desa dilakukan pada Sabtu (17/8) bertepatan dengan peringatan HUT RI.

Kepala Desa Jati Rahmat Saptono kepada Purworejo News menjelaskan, tradisi ini berasal sejak jaman dahulu. Yakni saat Desa Jati dipimpin oleh seorang pendatang warga Yogyakarta yang kemudian tinggal di sana, bernama Ki Sawanggati. Dijelaskan, Ki Sawanggati merupakan kades kedua yang dikenal memiliki kesaktian.

“Mbah Sawanggati ini bisa menyembuhkan orang sakit dan doa serta permohonannya selalu dikabulkan. Ia sering didatangi warga untuk minta didoakan agar hajatnya terkabul, termasuk disembuhkan dari sakit,” tutur Rahmat.

Tradisi inilah yang hingga saat ini masih dilestarikan di Desa Jati. Melalui petugas yang dipercaya, warga pun datang ke balai desa saat acara berlangsung. Mereka pun menyampaikan keinginan dan harapannya kepada petugas sambil memberikan sejumlah uang dalam sebuah amplop.

Kepala Desa Jati Rahmat Saptono

Selanjutnya, amplop tersebut dibuka oleh seorang petugas lainnya yang mencatat nama dan nominal uang yang diberikan dalam sebuah buku. Setelah itu mereka diberi semacam suvenir oleh panitia. Kali ini berupa gelas termos mini. Nama dan alamat mereka pun kemudian dibacakan atau diumumkan oleh pemandu acara.

Rahmat menjelaskan, banyak warga yang berada di perantauan sengaja pulang atau kirim doa dan uang untuk dapat ikut dan berpartisipasi pada acara Nyawanggati. Diantaranya tiga warga Jati yang bekerja di Cilacap, sengaja pulang ke desa untuk mengikuti acara tersebut.

Warga yang tinggal di Kalimantan pun, tercatat memberikan sumbangan. Nyawanggati, menurut Rahmat, adalah upaya nguri-nguri budaya di Desa Jati yang memiliki sekitar 1.500 warga dengan 700 kepala keluarga tersebut.

Selain itu, Saparan berupa Grebeg Sawanggati juga dirangkai dengan acara ziarah kubur ke makam Ki Sawanggati di Dusun Krajan Winong. Ki Sawanggati dikenal pula sebagai pewaris budaya seni tayub yang menjadi pembeda desa Jati dengan lainnya dan ditampilkan di acara Saparan. (Dia)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *