PURWOREJO, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dimulai di beberapa sekolah di Purworejo sejak Senin (17/2/2025) memberikan dampak bagi para pedagang di sekitar sekolah. Salah satu yang merasakannya adalah pemilik kantin di SMPN 31, Waluyo. Saat ditemui pada Selasa (18/2/2025), Waluyo mengungkapkan adanya penurunan omzet sejak program ini berjalan. “Biasanya sehari bisa Rp400 ribu, dua hari ini hanya Rp200 ribuan,” ujarnya.
Waluyo bersama istrinya menjual soto, aneka camilan ringan, dan minuman. Ia menyebutkan bahwa sejak diberlakukannya MBG, para siswa cenderung tidak membeli soto lagi karena sudah kenyang. “Saya sudah coba ganti menu dengan menjual bakso hari ini, tapi tetap tidak laku. Yang laku hanya es teh dan camilan, tapi untungnya tidak seberapa,” tambahnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh pedagang cilok yang berjualan di depan SMPN 31, Huda. Menurutnya, beberapa pedagang yang biasa masuk ke dalam lingkungan sekolah kini tidak bisa berjualan saat istirahat kedua. “Sudah dua hari ini, sekolah menghimbau pedagang untuk tidak masuk ke sekolah di istirahat kedua. Biasanya bisa dua kali jualan, kini hanya sekali,” ungkapnya. Meski begitu, ia mengaku tidak terlalu terdampak karena memang biasanya hanya berjualan di luar sekolah.

“Teman-teman hanya belum terbiasa, karena program ini masih baru. Nanti lama-lama juga bisa mengkondisikan,” ujarnya optimistis.
Sementara itu, kondisi berbeda terjadi di SDN Pangengudang Purworejo yang baru pertama kali menerima MBG pada hari Selasa (18/2/2025). Kantin sekolah yang dikelola oleh para guru diinformasikan belum mengalami penurunan penjualan.
Salah satu pengelola kantin sekaligus guru kelas, Muswantari, menyampaikan bahwa para siswa tetap membeli jajanan seperti biasa, baik saat istirahat pertama sebelum MBG datang maupun saat istirahat kedua setelah MBG. “Anak-anak tetap jajan seperti biasa, mungkin karena baru pertama, jadi belum berdampak,” jelasnya.
Namun demikian, pihak kantin sekolah akan melakukan penyesuaian dengan mengurangi makanan berat dan menggantinya dengan camilan sehat. “Mungkin nanti (makanan) yang berat akan diganti menjadi snack ringan, yang penting tetap sehat,” pungkasnya. (Ita)
Sebaiknya pemda Purworejo menggunakan kearifan lokal. Biar sama sama jalan bersama. Hendaknya makan siyang gretong nyuo digilir aje. Senin sekolahan A, selasa B, Rabu C kamis A jumat B Sabtu C. Begitu aja boss… jangan dibikin susah sendiri.
Kan pemerintah cuma menyediakan makan bergizi gratis…kantin masuh bisa meyediakan jajanan2 yg sehat u/siswa…kalaupun kantin jualan nasi ya di kurangi insyaaALLAH…masih ada yg beli ..u/sarapan atau kl masih ada yg lapar…sy yakin pemerintah jg memikirkan UMKM…..ini br mulai insyaaALLAH…lama2 di beri kelancaran …yuuk semangaaat…pemerintah mengeluaran program2 itu jg sdh memikirkan akibat dn solusinya….semangat ya ibu2…
Duh.. teorinya bagus banget. Namun saya faktanya tidak begitu. Bila perut kenyang maka minat jajan ya hilang.
Duh.. teorinya bagus banget. Namun sayang faktanya tidak begitu. Bila perut kenyang maka minat jajan ya hilang.