PURWOREJO, Sebanyak 54 siswa kelas 3, 4, dan 5 SDKUB Muhammadiyah Purworejo mengikuti acara Ceria Pandu Athfal Qabillah Jendral Sudirman. Acara yang diadakan di lapangan sekolah itu digelar dua hari yakni Sabtu dan Minggu (25-26/5).
Ditemui di lokasi kegiatan pada Minggu (26/5) pagi, Kepala SDKUB Muhammadiyah Eko Nurrahmad menjelaskan, acara Ceria Pandu Athfal merupakan bentuk perkemahan akhir tahun. Yakni sebagai penutup kegiatan akhir tahun pembelajaran.
“Kami kan setiap bulan ada kegiatan namanya Petuah atau Pesantren Sabtu Ahad untuk siswa kelas 5. Pas tahun ini ada perkemahan akhir tahun yang kemudian dirangkai sebagai kegiatan penutup, diikuti kelas 3 sampai 5,” jelas Eko kepada Purworejo News.
Ke-54 peserta itu terdiri atas 37 putra dan 17 putri. Meliputi 27 siswa kelas 3, 14 kelas 4, dan 13 siswa kelas 5. Mereka dibagi menjadi enam kelompok yakni empat putra dan dua putri. Selain didampingi guru, kegiatan tersebut juga dibantu oleh anggota Hizbul Wathan (HW) Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Lebih lanjut Eko menjelaskan, nama Qabilah Jenderal Sudirman dipilih, sesuai dengan spirit SDKUB agar anak-anak cerdas otaknya tapi berjiwa Islami. “Atau dengan kata lain otak Jerman hati Mekkah,” imbuh Eko.
Kegiatan dua hari yakni Sabtu dan Minggu, diisi dengan berbagai lomba dan game ceria setelah acara pembukaan dan mendirikan tenda. Lalu setelah peserta sholat Maghrib dan Isya berjamaah, orang tua diberi kesempatan menjenguk. Dilanjutkan kegiatan api unggun termasuk pentas seni dari masing-masing kelompok.
Kegiatan Ceria Pandu Athfal, lanjut Eko, merupakan bagian dari visi SDKUBÂ yakni cerdas, berprestasi, dan mandiri. “Harapannya kegiatan ini untuk melatih kemandirian siswa. Juga sebagai media membangun patriotisme dan bela negara sebagai perwujudan dari Hizbul Wathan atau pembela tanah air,” tutur Eko.
Kegiatan Kemah Perdana Ceria Pandu Athfal juga sebagai ajang siswa menyalurkan minat bakat mereka. Pada saat acara api unggun, selain menampilkan atraksi dari tiap kelompok, ada juga beberapa siswa yang tampil sendiri menghibur teman-temannya.
Selaku kepala sekolah Eko berharap kegiatan perdana ini bisa berlanjut di tahun berikutnya. Menurutnya, selama kegiatan anak-anak senang dan gembira, tidak ada yang mengeluh atau menangis minta pulang. Bahkan ada yang sakit tapi memaksa ikut, walaupun hanya ikut hingga malam hari. (Dia)