PURWOREJO, Tari Dolalak yang menjadi Duta Kabupaten Purworejo pada Festival Perbatasan Kulonprogo Tahun 2023 berhasil mengungguli 17 peserta lainnya dan dinobatkan menjadi penyaji terbaik. Atas keberhasilan tersebut, peserta Kabupaten Purworejo mendapat trophy, piagam, dan uang pembinaan sebesar Rp 7 juta. Ini merupakan kali kedua Tari Dolalak mendapatkan penghargaan serupa pada tahun sebelumnya.
Acara penganugerahan dan pengumuman dilakukan di Kecamatan Hargomulyo, Kulonprogo pada Minggu (20/8) malam. Lapangan Sibogor Pripih pun disulap menjadi panggung gemerlap dan menjadi lokasi para peserta tampil sekaligus acara penutupan.
Dari tiga hari pelaksanaan kegiatan festival yakni tanggal 18 hingga 20 Agustus, Kabupaten Purworejo tampil pada hari kedua yakni Sabtu (19/8).
Ditemui Purworejo News pada Senin (21/8), Kabid Kebudayaan Dindikbud, Dyah Woro Setyaningsih menyatakan, Festival Perbatasan Kulonprogo diikuti 18 peserta. Berasal dari Magelang, Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Purworejo.
“Dari Purworejo hanya mengirimkan satu kelompok kesenian yakni Dolalak Arum Manis Desa Pacor Kecamatan Kutoarjo,” kata Woro yang menjadi pimpinan produksi kontingen Purworejo. Sebagai penata tari yakni Rianto Purnomo, penata musik Eko Marsono, dan
penata rias busana Agus Setiyono.
Ditambahkannya, kali ini Kontingen Kabupaten Purworejo menyajikan ragam gerak khas gaya Logungan atau biasa disebut kulonan. “Ini berbeda dari kontingen Festival Perbatasan sebelumnya yang menyajikan gaya Kaligesingan,” imbuh Woro.
Topi pet, pangkat, bentuk serta ornamen baju dan celana menyerupai opsir menjadi kekhasan yang sama pada semua gaya Dolalak. Yang menjadi pembeda, lanjut Woro, yakni gaya Logungan mengenakan tali dadung putih yang diikatkan di badan penari mengarah ke sisi kanan sebagai simbol kesucian hati, benteng laku dan kemantapan untuk selalu berbuat kebajikan.
Dalam sinopsis yang disampaikan kepada panitia disebutkan bahwa kesenian khas Kabupaten Purworejo Dolalak yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB) pada tahun 2019 memiliki sejarah panjang. “Hingga kini pun masih kuat menyebar di seluruh penjuru Kabupaten Purworejo,” tandasnya. (Dia)