Beranda ยป Inovasi Pengolahan Tanaman Apotek Hidup, Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Purworejo Ajari Warga Desa Kalisemo Bikin Puding Temulawak

Inovasi Pengolahan Tanaman Apotek Hidup, Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Purworejo Ajari Warga Desa Kalisemo Bikin Puding Temulawak

PURWOREJO, Temulawak atau Curcuma Zanthorrhiza merupakan salah satu jenis tanaman apotek hidup yang banyak ditanam oleh warga. Selain berkhasiat untuk mengatasi masalah pencernaan, temulawak juga dapat untuk merangsang nafsu makan khususnya pada anak-anak. Itulah sebabnya, selain dijadikan obat herbal dengan cara direbus dan diberi gula secukupnya, temulawak ternyata juga bisa dibuat puding.

Disamping untuk menyiasati anak agar doyan makan, puding temulawak juga dapat dijadikan sebagai kudapan inovatif dan bisa menjadi lahan usaha baru khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga. Yakni bila dikembangkan bisa menjadi penghasilan tambahan.

Untuk itulah, 10 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) semester 7 yang tergabung dalam Kelompok 9 saat melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kalisemo Kecamatan Loano, melakukan inovasi pembuatan puding temulawak. Dengan mengumpulkan ibu-ibu di Dusun Beru Tengah, mereka mempraktekkan cara membuat puding temulawak.

Ke-10 mahasiswa tersebut yakni Uzen Adhe Kusuma, Muhlisin Fauzi, Rizal Cahya Putra, Tofik Yuliadi, Maula Nur Yuwanda, Ratna Indra Styaningrum, Syuvi Setiana, Peti Dwi Astuti, Lianawati, dan Luthfiya Nur Aini. Mereka berasal dari berbagai fakultas dan program studi yang ada di UMP.

Praktek pembuatan puding temulawak

Praktek pembuatan puding temulawak dilakukan di rumah salah satu warga pada Senin (29/1) siang dengan diikuti sekitar 30 peserta ibu-ibu di dusun tersebut. Mereka antusias mengikuti kegiatan yang sebelumnya diawali dengan penjelasan tentang manfaat temulawak serta tujuan dibuatnya puding temulawak.

Kepada Purworejo News, Muhlisin Fauzi yang menjadi humas menjelaskan, 10 mahasiswa KKN kelompok 9 terdiri atas empat putra dan enam putri. Salah satu kegiatannya yakni menerapkan program peningkatan kesehatan masyarakat melalui inovasi pengolahan tanaman apotek hidup, yakni temulawak menjadi puding.

“Selama ini warga desa tahunya kalau temulawak itu hanya dibuat minuman jamu. Maka temulawak yang biasa mereka konsumsi itu kami ajarkan dibuat puding agar disukai anak-anak. Selain itu juga bisa meningkatkan nilai ekonomi warga bila dijual menjadi olahan puding,” jelas Muhlisin.

Usai pembuatan puding, peserta termasuk anak-anak pun mencicipi hasil olahan dari temulawak tersebut. Salah satu peserta, yakni
Lestari (34) yang biasa membuat snack mengatakan, nantinya ia akan mencoba membuat puding temulawak sebagai tambahan varian jajanan.

Peserta mencicipi puding temulawak yang dibuat


Juga peserta lainnya yakni Sri Winarni (45), menyatakan akan membuat puding temulawak untuk keperluan hajatan saat ketempatan pertemuan dasa wisma(dawis) atau PKK. Rata-rata peserta mengaku senang mendapatkan wawasan baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Adapun dosen pembimbing lapangan (DPL) Mike Elly Anitasari menjelaskan, kegiatan sosialisasi pembuatan puding temulawak ini dilakukan untuk mengangkat potensi lokal yang ada di desa Kalisemo. Yakni agar menjadi produk yang menarik dan diminati masyarakat serta dapat mengangkat perekonomian desa.

“Selain membuka wawasan masyarakat juga membuka peluang usaha yang dapat membantu perekonomian warga, khususnya bagi ibu rumah tangga,” tutur Mike.

Disamping kegiatan pembuatan puding temulawak, sebelumnya para peserta KKN kelompok 9 juga melakukan panen raya melon serta membantu pemasaran. Caranya dengan membuka stan melon di halaman Gedung Kesenian Purworejo. Mereka juga melakukan bazar UMKM bersamaan dengan kegiatan panen raya melon. (Dia)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *