KALIGESING, Desa Gunung Wangi di Kecamatan Kaligesing, menjadi salah satu pilihan dalam uji paket wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Dinporapar) Purworejo. Gunung Wangi menjadi desa keenam dari 10 lokasi wisata terpilih yang dikunjungi untuk evaluasi potensi wisatanya
Gunung Wangi merupakan sebuah desa unik karena hanya mencakup satu pedukuhan, satu RT, dan satu RW. Lurah Gunung Wangi Priyo Dwi Prayitno menjelaskan, desa ini memiliki populasi sebanyak 266 jiwa dengan 86 Kepala Keluarga (KK). Menariknya, jumlah populasi kambing di Gunung Wangi lebih besar daripada jumlah penduduknya, yaitu sebanyak 325 ekor.
“Hampir setiap rumah di desa ini beternak kambing dengan jumlah rata-rata empat hingga lima ekor per rumah, meskipun ada juga yang memelihara hingga 15 ekor. Adapun harga jual kambing ras Kaligesing tipe D mencapai Rp 7 juta per ekor,” jelas Priyo pada Senin (10/6).
Tak hanya itu. Desa Gunung Wangi yang terletak di ketinggian 757 meter di atas permukaan laut (mdpl), juga menawarkan pemandangan spektakuler ke arah Bendungan Bener. Suasana di desa ini sejuk, indah, dan udaranya sangat segar. Budaya dan peradaban yang kental dengan kekeluargaan yang kuat menambah daya tarik tersendiri.
Rombongan yang terdiri atas runner-up Bagus Roro Purworejo, anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), akademisi, dan media, juga disuguhi berbagai makanan tradisional khas Gunung Wangi. Terbuat dari umbi surinama yang dijadikan candil, lemet, dan combro.
Selain itu, ada suguhan unik wedang kendel, berupa teh tawar hangat yang disajikan dengan potongan gula aren. Cara meminumnya pun khas, yakni dengan menggigit gula aren terlebih dahulu sebelum meneguk teh. Sajian makan siang yang disediakan juga sangat menggugah selera. Yaitu ingkung gunung yang disajikan dengan sayur gandul dan tempe bacem mblenuk.
Desa Gunung Wangi juga menawarkan wisata religi yang menarik, yaitu Makam Syekh Maulana Maghribi. Di sebelah makam tersebut terdapat sumur dengan kedalaman 30 meter. Berdasarkan uji laboratorium, air sumur ini memiliki pH 7,43 dan dapat langsung dikonsumsi tanpa perlu dimasak terlebih dahulu.
Rombongan juga diajak berkeliling desa untuk melihat benda-benda bersejarah seperti tugu tanggulasi dan watu tiban. Selain itu, peserta mendapat edukasi tentang pembuatan gula aren dan kopi, serta peternakan kambing ras Kaligesing.
PPTK Bidang Pemasaran Dinporapar Aris Suryanto mengungkapkan, kunjungan ini diharapkan dapat memperkenalkan potensi wisata Desa Gunung Wangi kepada masyarakat luas. Juga diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk menikmati keindahan alam serta kekayaan budaya lokal yang dimiliki desa ini. “Dinporapar Purworejo terus mendukung pengembangan desa wisata guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui sektor pariwisata,” pungkasnya. (Ita)