KUTOARJO, Ribuan orang yang berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo memadati halaman Gedung Perpustakaan Daerah (Perpusda) Purworejo pada Jumat (17/5) malam. Warga bahkan luber hingga luar area halaman gedung yang berlokasi di sebelah utara Alun-alun Kutoarjo. Mereka datang untuk mengikuti acara Perpustakaan Bersholawat yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Purworejo.
Bupati Yuli Hastuti beserta kepala OPD pun hadir untuk bersholawat bersama masyarakat yang duduk lesehan sepanjang acara. Juga puluhan panji-panji berbagai ukuran yang dikibarkan oleh komunitas pecinta sholawat Al Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf atau yang kondang disebut sebagai Syekhermania.
Para habib dan ulama pun secara bergantian memimpin sholawat. Mereka adalah Habib Usman bin Muhamad Barabah (Kauman Kutoarjo), Habib Najib bin Mukhsin Ba’abud (Kebumen), Jabib Salim Muhamar bin Abdullah Alatas (Pacor Kutoarjo), serta H. Abdul Hamid.
Ketua panitia Perpustakaan Bersholawat, Aspiyatun kepada media menyatakan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai rangkaian memperingati Hari Pemberdayaan Perpustakaan. “Kegiatan bersholawat dilakukan untuk membuka wawasan bahwa peran perpustakaan tidak hanya menumbuhkan minat membaca buku atau literasi. Perpustakaan telah bertransformasi, termasuk menggerakkan pendidikan moral terutama generasi muda melalui sholawat,” jelas Aspiyatun yang menjabat Kabid Perpustakaan Dinpusip Kabupaten Purworejo.
Ditambahkan, acara tersebut dilakukan dengan mengundang habib dan hadroh lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan yang dari luar wilayah. Mereka, lanjut Aspiyatun, dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. Selain sholawatan, dalam kesempatan tersebut juga diberikan santunan untuk 12 anak yatim dan kaum duafa dari Yayasan Sahabat. “Ini sebagai upaya mengangkat derajat anak yatim khususnya di Kutoarjo yang jumlahnya masih banyak,” tutur Aspiyatun.
Ia menyebutkan, kegiatan Perpustakaan Bersholawat merupakan yang pertama kali dilakukan Dinpusip Kabupaten Purworejo. Pihaknya bersyukur acara didukung oleh berbagai pihak. Termasuk Bupati yang selalu mendukung berbagai kegiatan positif yang dilakukan oleh Dinpusip.
Terkait kegiatan di perpustakaan, Aspiyatun menjelaskan, Dinpusip memiliki beberapa program inovasi, berupa safari perpustakaan dengan menggandeng beberapa lembaga dan komunitas. “Beberapa waktu lalu kami melakukan pelatihan budidaya maggot. Juga melibatkan dokter untuk sosialisasi pencegahan stunting,” jelas Aspiyatun.
Saat ini, lanjutnya, Dinpusip Purworejo memiliki koleksi sekitar 29 ribu buku dengan 24 ribu judul. Juga penyediaan sarana Titik Baca Digital di pojok Alun-alun Kutoarjo, termasuk wifi gratis. Di Gedung Perpusda Kutoarjo yang diresmikan pada bulan April 2022 juga terdapat fasilitas Ruang Audio Visual. Digunakan untuk memutar film dengan kapasitas 30 orang yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat , serta ruang komunitas.
Menurut Aspiyatun, dalam sehari tingkat kunjungan ke Perpusda sekitar 500 orang dengan jam buka pukul 08.00 sampai 16.00 hari Senin hingga Jumat, dan pukul 08.00 sampai 12.00 pada Sabtu dan Minggu.
Aspiyatun menyatakan, Perpusda Purworejo yang berlokasi di sebelah utara Alun-alun Kutoarjo itu merupakan satu-satunya perpustakaan di Indonesia yang punya lapangan multi fungsi. Diantaranya bisa digunakan untuk basket, voli, skateboard, sepatu roda, termasuk sebagai ruang publik. Yakni untuk bermain layang-layang pada sore hari.
Di sisi lain, Bupati Yuli Hastuti saat menyampaikan sambutan di acara Perpustakaan Bersholawat menyebutkan, kegiatan ini membuktikan bahwa perpustakan bukan hanya tentang buku, namun juga menjadi khasanah berbagai ilmu yang memperkaya olah pikir dan batin.
“Perpustakaan adalah jantung intelektualitas sebuah masyarakat. Di dalamnya, bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata yang tersusun, melainkan juga ruang yang memberi napas kepada roh keilmuan dan spiritualitas,” ungkap Bupati.
Ditandaskan bahwa Hari Pemberdayaan Perpustakaan menjadi momen penting untuk menggugah kesadaran akan peran vital perpustakaan sebagai jantung kegiatan pengetahuan, pembelajaran, dan kebudayaan dalam masyarakat.
“Bersholawat merupakan wujud kecintaan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Dengan bersholawat, kita juga sekaligus memanjatkan doa agar selalu diberikan kekuatan lahir batin dalam mengarungi kehidupan ke depan untuk lebih baik lagi,” pungkasnya. (Dia)