Beranda ยป Cingpoling Jadi Pembuka Jamasan Tosan Aji Purworejo di Malam 1 Suro

Cingpoling Jadi Pembuka Jamasan Tosan Aji Purworejo di Malam 1 Suro

PURWOREJO, Cingpoling, kesenian tradisional khas Purworejo, berupa tari perang dan drama gladi keprajuritan menjadi pembuka acara jamasan pusaka berupa tiga keris yang dipusatkan di pendopo Kabupaten, Kamis (26/6/2025) malam.

Kesenian Cingpoling yang berasal dari Desa Kesawen, Kecamatan Pituruh merupakan representasi keprajuritan tradisional lokal dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2021. Kesenian ini diyakini sudah ada sejak abad ke-17 atau ke-18 dan muncul di Desa Kesawen.

Dalam sejarahnya yang disampaikan oleh Plt Kadin Dikbud, Yudhie Agung Prihatno dijelaskan, nama Cingpoling berasal dari gabungan tiga nama pengawal setia Ki Demang Kesawen pada masa penjajahan Belanda, yaitu Cing (dari nama Krincing), Po (dari nama Dipo), dan Ling (dari nama Keling).

“Awalnya, Cingpoling merupakan penyamaran gerak seorang prajurit saat Demang Kesawen melakukan pisowanan di Kadipaten Karangduwur,” jelas Yudhie. Cingpoling menggambarkan gerakan latihan perang atau gladi keprajuritan.

Cingpoling Jadi Pembuka Jamasan Tosan Aji Purworejo di Malam 1 Suro

Secara budaya, Cingpoling bermakna melestarikan gerak seni, serta menunjukkan disiplin ksatria pengawal yang dipadukan dengan alat musik dan aksesori.

Kesenian Cingpoling, lanjut Yudhie, melekat dengan tradisi yang masih hidup dan berkembang sampai saat ini, yakni Jamasan Tosan Aji. Jamasan berasal dari bahasa Jawa Kromo Inggil yang memiliki arti cuci, membersihkan , atau mandi. Dalam literatur lain Jamasan disebut juga dengan Siraman. Sedangkan “Pusaka” adalah sebutan bagi benda-benda yang dianggap keramat atau memiliki kekuatan.

Prosesi Jamasan Tosan Aji yang dilakukan rutin setiap tahun, diharapkan dapat melihat dengan jelas tanda kerusakan yang muncul sehingga dapat segera ditangani. Prosesi Jamasan memiliki makna teknis dan spiritual. Secara teknis bertujuan untuk merawat benda-benda warisan sejarah dan budaya, sedang secara spiritual merupakan sikap manusia Jawa untuk melakukan introspeksi dan pembersihan diri, baik secara fisik maupun spiritual.

Tahun ini ada tiga Tosan Aji akan dijamas dalam kegiatan jamasan Tosan Aji. Dua diantaranya merupakan koleksi Museum Tosan Aji yang mewakili era Mataram Kuno yakni keris Naga Pasung dengan Tangguh Bagelen yang mewakili budaya masa kabudhan, dan keris Kyai Brojol dengan mewakili era Mataram Islam. Satu buah Tosan Aji merupakan keris milik Wakil Bupati Dion Agasi Setiabudi, yakni Keris Luk 13 Parungsari Tangguh Surakarta. (Dia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *