KUTOARJO, Sebagai salah satu upaya untuk mencegah atau menangkal hoaks, 50 orang yang terdiri atas pustakawawan dan pegiat media sosial (medsos) mengikuti Bimtek Literasi Informas. Bimtek diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinpusip) Kabupaten Purworejo di aula kantor, Kutoarjo, Selasa (23/9/2025).
Dua narasumber dihadirkan pada bimtek yang dibuka oleh Kadinpusip, Stephanus Aan Isa Nugroho. Keduanya yakni Plt Dinkominfo Stasandi yang membahas tentang
Evaluasi Informasi dan Analisi Sintesis Informasi, serta dosen Politeknik Sawungglih (Polsa), Ahmad Syarif Mutsana menyampaikan tentang Kebutuhan dan Evaluasi Informasi bagi Guru, Pustakawan, dan Pegiat Medsos.
Baik Yudhie maupun Syarif keduanya menyinggung tentang derasnya arus informasi di era digital melalui medsos. Maka perlu mengembangkan kompetensi informasi di era digital.

Saat menyampaikn paparannya, Yudhie menyebut bahwa memiliki literasi menjadi kunci untuk mengelola informasi di era digital. “Di tengah derasnya arus informasi ini, kemampuan mengevaluasi, menganalisis, dan meditasi adalah ketrampilan esensial yang membedakan antara yang riil dan bohong. Juga dibutuhkan validasi sumber, struktur hubungan, dan kecermatan untuk mengambil keputusan yang tepat,” jelas Yudhie.
Ia jug menyampaikan, berdasarkan data, paling besar penyebaran hoaks dilakukan oleh sosmed yakni 92 persen. Juga aplikasi chating, termasuk WhatsAp sebanyak 62 persen. Sedangkan radio disebut sebagai yang paling valid menyebarkan informasi.
Kepada peserta, Yudhie mengajarkan lima angkah mengetahui informasi itu hoaks atau tidak. Meliputi judul yang provokatif, yakni mencermat alamat situs, periksa fakta, cek keaslian foto, ikut grup anti hoaks, serta laporkan ke nompr 0821 4027 3000 untuk mengecek informasi tersebut hoaks atau bukan.
Adapun Aan menyebut, bimtek diadakan untuk pustakawawan agar mereka menyebarluaskan informasi tentang sekolah. Sedangkan bagi pegiat medsos agar mereka turut serta menggaungkan semangat atau upaya yang dilakukan oleh Dinpusip.
Aan juga berharap agar kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai ruang diskusi, termasuk memberikan masukan kepada Dinpusip agar lebih baik lagi ke depannya. (Dia)