PURWOREJO, Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) merupakan profesi yang harus ditempuh melalui pendidikan khusus analis kesehatan minimal D3. Para ATLM tergabung dalam organisasi profesi yakni Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (Patelki).
Anggota Patelki bekerja untuk menegakkan diagnosis melalui uji hasil sampel laboratorium yang dilakukannya, bukan sekedar analisa semata. Selain itu, untuk meningkatkan profesionalismenya, anggota Patelki juga harus mandiri melalui berbagai kegiatan pelatihan serta pengabdian pada masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Patelki Kabupaten Purworejo, Sri Nuryati (Inung) saat acara senam bersama anggota ATLM pada Minggu (5/5). Acara tersebut diadakan untuk memperingati ulang tahun ke-38 Patelki. Menurut Inung, di Purworejo ada 120 anggota Patelki yang bekerja di berbagai laboratorium pemerintah maupun swasta.
Lebih lanjut Inung menjelaskan, ulang tahun ke-38 Patelki tahun ini bertema laboratorium sinergi menyehatkan negeri dan kemandirian profesi. “Di era transformasi kesehatan ini semua anggota Patelki harus menunjukkan perannya dalam pengabdian masyarakat untuk negeri serta memupuk profesionalisme yang mandiri dan sinergi dengan lainnnya,” jelas Inung kepada Purworejo News.
Ia menegaskan, anggota Patelki sangat berperan menegakkan diagnosa. “Misalnya ketika seseorang mengalami demam dalam beberapa hari. Kalau tidak dilakukan uji laboratorium atau hanya analisa saja maka tidak akan diketahui apakah yang bersangkutan terkena DB atau typus. Maka hasil yang meyakinkan adalah berdasarkan uji laboratorium, dilihat dari pemeriksaan terkait trombosit, selorogi, dan lainnya,” jelas Inung.
Terkait kemandirian seorang anggota Patelki, Inung menyebutkan, di era sekarang ini mereka harus mencari sendiri informasi apa yang sedang berkembang. Mereka pun dituntut untuk dapat bersinergi antara anggota dan pengurus Patelki lainnya di seluruh wilayah Indonesia. “Surat tanda registrasi atau STR anggota Patelki adalah seumur hidup, sehingga mereka dapat bersinergi kapanpun dan dimanapun serta harus mendukung program pemerintah,,” imbuh Inung.
Peran serta Patelki dalam mendukung program pemerintah misalnya saat Covid melanda. Saat itu, hasil uji laboratorium atau diagnosa dijadikan pedoman seseorang terpapar Covid atau tidak.
Inung pun mengedukasi masyarakat untuk membedakan hasil cek darah di apotek dengan laboratorium. Di laboratorium, ujarnya, para analis bekerja menegakkan diagnosa dengan menggunakan alat khusus serta penanggungajawab dokter spesialis patologi.
Meski begitu, Inung menyadari masyarakat masih asing dengan istilah Patelki. “Itulah sebabnya kami mengadakan acara ulang tahun Patelki dengan melibatkan masyarakat yakni di sini (Amphitheater Alu-alun Purworejo, red) di hari Minggu. Tujuannya agar masyarakat dapat lebih mengetahui dan mengenal Patelki serta dapat turut berpartisipasi dalam acara ini,” tuturnya.
Selain senam bersama, acara ulang tahun ke-38 Patelki juga diadakan cek gula darah gratis untuk masyarakat, termasuk mereka yang sedang berolahraga di hari Minggu. Mereka juga mendapatkan kupon doorprize yang diundi di penghujung acara. (Dia)