KUTOARJO, Saat anak mulai memasuki masa remaja mereka akan mengalami perubahan fisik, psikis dan sosial. Hal tersebut ternyata juga menuntut perubahan perilaku remaja untuk menyesuaikan diri dengan kondisi mereka. Pada sebagian remaja, proses penyesuaian ini dapat berlangsung tanpa masalah karena mereka berhasil mengenali identitas diri dan membuat dukungan sosial yang cukup.
Namun tidak dapat dipungkiri masih banyak remaja lain yang tidak siap menghadapi perubahan, sehingga menimbulkan persoalan. Terlebih bagi remaja yang mempunyai latar belakang keluarga yang kurang harmonis dan tidak mendukung bagi perkembangan anak, termasuk anak yang berhadapan dengan hukum (ABH).
Salah satu upaya untuk pemenuhan hak kesehatan reproduksi dan seksual bagi para remaja khususnya ABH yang tergabung dalam Forum Anak LPKA (Forkabi) dilakukan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah.
Melalui kegiatan Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja, PKBI menggandeng Remaja Aktif Berencana (Makna), yakni komunitas remaja yangg bergerak di bidang kesehatan dan permasalahan remaja. Kegiatan dilakukan di LPKA Kutoarjo pada pada Kamis (13/7).
Koordinator PKBI Jawa Tengah Aditya Yuda Pratama kepada Purworejo News menyampaikan, pelatihan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja. Juga untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi masalah remaja.
Disamping itu menurutnya, diharapkan mereka dapat menemukan cara yang efektif untuk mencegahnya serta mendorong peserta agar mempunyai nilai yang positif terhadap isu kekerasan.
“Harapannya agar kegiatan tersebut dapat meningkatkan pemahaman ABH tentang kesehatan reproduksi. Sehingga mereka dapat melindungi dirinya dari berbagai risiko yang dihadapi. Jadi dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan berkualitas, serta terhindar dari kekerasan seksual,” ucapnya.
Sebanyak 35 peserta yang terdiri atas anggota Forkabi dan kader Posyandu Remaja (posrem) antusias mengikuti pelatihan yang dipandu oleh fasilitator dari komunitas Makna. Mereka yang dibagi menjadi empat kelompok melakukan simulasi dan peer group serta berdiskusi.
Salah satu fasilitator, Linda, mengatakan, materi yang disampaikan yakni tentang pubertas, body mapping perubahan laki-laki dan perempuan, pentingnya menjaga reproduksi remaja, serta infeksi menular seksual (IMS).
“Dari 16 anggota Makna, ada enam orang yang ikut dalam kegiatan ini. Adapun ABH yang mengikuti pelatihan sudah terbiasa dilibatkan dalam kegiatan semacam ini sehingga mereka nantinya diharapkan dapat memperoleh kehidupan yang lebih berkualitas,” pungkas Linda. (Dia)