PURWOREJO, Atlet panahan cilik asal Desa Roworejo Kecamatan Grabag, Yusuf Hafizhan Rasyid (10) berhasil meraih medali emas pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panahan Antar Klub yang digelar di Kudus tanggal 9-21 Desember lalu. Tak hanya medali emas, Yusuf juga membawa pulang perak untuk kategori yang sama, yakni U-10 Jarak 10m.
Ditemui di rumahnya, siswa kelas 4 SDN Kedungkamal Grabag ini ditemani kedua orang tuanya, Sumarwan (Mbah Marwan) dan Erna Susanti. Mbah Marwan tak lain adalah pemilik sekaligus pelatih Klub Panahan Star Archery Club yang berlokasi di Desa Roworejo RT 4 RW 2 Kecamatan Grabag.
Di rumahnya, berjejer rapi medali, baik milik Nanda maupun Yusuf. Termasuk piala yang diperoleh keduanya saat menjadi juara. Meski medali Yusuf belum sebanyak milik kakaknya, tapi menurut Mbah Marwan, anak bungsunya itu bertekad akan menyalip prestasi kakaknya.
Mbah Marwan pun menceritakan awal mula ketertarikan Yusuf di dunia perpanahan yang dimulai sejak usia pra TK (PAUD). “Kakaknya, Nanda Devi Agustina memang tercatat sebagai atlet nasional yang masuk PPLOP sejak kelas dua SMP dan SMA,” tutur Mbah Marwan, Jumat (26/12/2025).
Nanda memperkuat Purworejo pada Poprov 2018 dan menyumbangkan medali emas panahan beregu. Berikutnya, Nanda yang telah banyak menghasilkan banyak medali itu kembali ikut Porprov pada tahun 2023 dan kembali menyumbangkan emas.
Rupanya, hal itulah yang memotivasi Yusuf untuk mengikuti jejak kakaknya. Selain kejurnas, sebelumnya si bungsu ini juga sudah sering mengikuti kejuaraan panahan di berbagai daerah. Juga kejurkab dan kejurprov kelompok umur 10. Tahun depan, rencananya Yusuf akan diikutkan dalam Popda.

Mbah Marwan menyatakan, keberhasilan Yusuf juga tidak tidak lepas dari support Kepala SDN Kedungkamal, Dwi Sapto yang mendorong putranya mengikuti Popda. “Pak Dwi ini memang selalu mendorong anak saya untuk berprestasi, khususnya di bidang olahraga cabor panahan,” imbuh Mbah Marwan.
Untuk mendapatkan hasil terbaik, Yusuf pun digembleng setiap hari. Yakni dengan latihan fisik lari dan push up. Selain juga tentu saja memanah. Setiap hari, Yusuf berlatih memanah 300 kali, dibagi menjadi dua sesi yakni pagi dan sore.
Pada kesempatan latihan, Purworejo News menyaksikan langsung, sasaran Yusuf selalu masuk ke lingkaran target terdalam. Ia pun secara mandiri mempersiapkan peralatan berlatih dan mencatat hasil latihannya ke dalam buku khusus.
Yusuf yang berita-cita menjadi tentara ini bertekad memberikan yang terbaik untuk sekolahnya, Kecamatan Grabag, dan juga Purworejo. Itulah sebabnya, di saat teman-temannya bermain untuk mengisi waktu liburan sekolah, Yusuf tak bergeming untuk terus berlatih.
Hal itu, menurut Mbah Marwan, bertujuan untuk mendisiplinkan diri, meski tidak mudah. “Sebab kalau dibuat kendor sekali saja, akan berlarut-larut dan membuat anak menjadi malas untuk memulainya kembali,” ungkapnya.
Sebagai orangtua sekaligus pelatih, Mbah Marwan berharap, Yusuf menikmati setiap proses yang dilalui dan juga capaian prestasinya. Tanpa dibebani oleh nama besar kakaknya maupun ayahnya sebagai pemilik sekaligus klub panahan tempatnya berlatih. (Dia)

