PURWOREJO, Wacana enam hari sekolah bagi siswa SMA dan SMK yang digulirkan oleh Pemprov Jawa Tengah mendapat tanggapan beragam. Termasuk pemangku kepentingan pendidikan di Kabupaten Purworejo, diantaranya Ketua PGRI Irianto Gunawan dan Ketua MKKS SMA Cahyo Winarno.
Cahyo Winarno yang ditemui usai upacara HGN dan HUT PGRI, Selasa (25/11/2025), memberikan tanggapan. Ia menyampaikan bahwa sampai saat ini pihaknya masih menunggu ketetapan pemberlakuan regulasi tersebut.
“Tetapi, berdasarkan pernyataan dari wakil gubernur yang menyatakan mulai Januari akan ada perubahan belajar dari lima hari menjadi enam hari, selaku guru kami adaptif terhadap perubahan,” ucap Cahyo.
Hal itu, menurutnya, sesuai ketentuan Mendikdasmen terkait beban mengajar guru. Yakni saat mengajar lima hari sampai pukul 15.30, sedangkan untuk enam hari sekolah sampai pukul 14.00.
“Kita kembali pada filosofi tiga pusat pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yakni di sekolah, masyarakat, dan lingkungan keluarga. Ketika rentang lima hari sekolah, tanggung jawab sebagian besar kepada guru. Maka nanti dengan rentang enam hari sekolah, akan dikembalikan kepada orang tua dan masyarakat,” jelasnya.
Itu artinya, dengan enam hari sekolah, waktu anak-anak di rumah dan di lingkungan masyarakat akan lebih banyak dibanding dengan lima hari sekolah.
Cahyo mengakui, di Purworejo asumsi guru beragam, ada yang senang lima hari ada yang memilih enam hari. “Prinsipnya guru adaptif dan siap membangun karakter siswa. Kami yakin, setiap policy sudah dikaji di mimbar akademik secara bersama-sama. Jadi kami yang berada di tatanan paling bawah ya enjoy saja,” ucap Cahyo.
Di sisi lain, Irianto Gunawan menyebutkan,
banyak guru menyampaikan keluhan kepada PGRI karena merasa tidak nyaman dengan adanya kebijakan tersebut.
Mereka menilai, meski jam belajar berkurang, yakni hanya sampai pukul 14.00, namun tetap saja para guru pulang melebihi waktu tersebut.
Meski demikian, Irianto saat ditemui usai ziarah di TMP, Selasa (25/11/2025) menyatakan, pihaknya dapat menerima regulasi tersebut dengan catatan tetap memberikan kesejahteraan kepada
guru saat hari libur semester.
“Harapannya kalau memang enam hari sekolah, tapi tetap nanti saat anak-anak libur, para guru ada waktu libur dengan sistem piket agar sekolah juga tetap aman dan nyaman,” tandasnya.
Kita tunggu saja penerapan regulasi tersebut. Semoga dapat memberikan win win solution. (Dia)

