PURWOREJO, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi memberikan peringatan keras kepada siapa pun yang berniat menimbun bahan pokok penting. Ia memerintahkan Satuan Tugas (Satgas) Pangan Provinsi Jawa Tengah dan Polda Jateng untuk terus melakukan pemantauan terhadap ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat.
“Satgas Pangan provinsi kita sudah kerja sama dengan Polda. Saya imbau masyarakat jangan coba-coba menimbun bahan pokok karena itu nanti bisa terkena sanksi terkait pidana,” kata Luthfi saat meninjau Gerakan Pangan Murah (GPM) di Halaman Kantor Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Senin (7/7/2025).
Ia menegaskan bahwa praktik penimbunan yang dilarang oleh undang-undang dan akan dikenai sanksi tegas. Oleh karena itu, Satgas Pangan bersama Polda Jateng akan melakukan berbagai operasi untuk memastikan distribusi bahan pokok berjalan lancar.
“Penimbunan kan dilarang. Nanti akan kami lakukan operasi-operasi dari satgas pangan kita dengan Polda, serta penetrasi dari beberapa instruksi terkait bahan pokok penting,” tegasnya.
Luthfi menjelaskan bahwa Satgas Pangan telah terbentuk di seluruh tingkatan, mulai dari provinsi hingga kabupaten/kota. Satgas ini bertugas melakukan pengamatan, pendataan, serta penindakan jika ditemukan praktik penimbunan. Jika terdapat pelanggaran, maka kasus akan dilimpahkan ke kepolisian. “Kalau sudah penindakan itu ranahnya kepolisian. Nanti koordinasi dengan ditreskrimsus, intelijen, dan lain sebagainya untuk operasi bahan pokok penting bagi mereka yang mencoba menimbun. Tidak boleh ketika masyarakat membutuhkan mereka mencari keuntungan untuk diri sendiri maupun perusahaan,” tuturnya.

Kunjungan Gubernur dalam rangka meninjau kegiatan GPM tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah merespon lonjakan harga kebutuhan pokok seperti beras dan minyak goreng. Gerakan ini juga digelar serentak di sebelas kabupaten/kota.
Pemerintah memberikan subsidi harga terhadap sejumlah bahan pokok penting melalui program GPM. Upaya ini melibatkan pelaku usaha pangan dari BUMN, BUMD, kelompok tani, hingga distributor lainnya agar harga lebih terjangkau dan distribusi lebih efisien.
Komoditas yang tersedia di GPM adalah beras 10 ton, dari Rp13.500/kg disubsidi Rp2.500 menjadi Rp11.000/kg. Minyak goreng 2.000 liter, dari Rp18.000/liter disubsidi Rp4.000 menjadi Rp14.000/liter. Telur ayam ras 1 ton, harga normal Rp28.000/kg disalurkan dengan harga Rp24.000/kg.
Kemudian ada gula pasir 500 kg, Rp17.500/kg menjadi Rp15.000/kg. Bawang putih 250 kg, Rp36.000/kg menjadi Rp28.000/kg. Bawang merah Rp50.000/kg menjadi Rp40.000/kg. Cabai rawit merah Rp50.000/kg menjadi Rp30.000/kg.
“Kegiatan ini adalah dengan memberikan bahan pokok murah atau subsidi. Intervensi pemerintah ini dalam rangka penetrasi harga agar terjangkau oleh masyarakat, kemudian inflasi kita bisa dijaga,” tandas Luthfi. Dalam kunjungannya ia didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari dan Bupati Yuli Hastuti. (Ita)