PURWOREJO, Satu lagi jemaah haji asal Purworejo berpulang, yakni H. Ponijo Achmad Basoir (64) yang wafat pada Senin (30/6/2025) pukul 07.50 WAS. H. Ponijo yang tercatat dalam Kloter 89 meninggal di RS King Abdul Aziz Hospital. Warga Kebondalem RT 1 RW 1 Kutoarjo jemaah KBIH NU ini dilaporkan berkali-kali mengalami sakit sebelum wafat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Purworejo News dari ketua sektor Kloter Jemaah Haji Purworejo Ismu Hayadi melalui Dokter TKH, dr. Yuniar Inggit Nurfadhillah, kondisi almarhum saat di Mina pada tanggal 6 Juni 2025, dilaporkan mengeluh lemas, nafsu makan menurun.
“Pendamping mengatakan bahwa nafsu makan jemaah mulai berkurang sejak mendarat di Arab Saudi. Mau makan hanya beberapa suap saja. Kemudian ditangani oleh tim kesehatan dan diberikan multivitamin, motivasi makan, dan minum oralit,” jelas dokter kloter, Senin (30/6/2025) malam.
Setelah itu, tanggal 17 Juni 2025, almarhum kembali mengeluh lemas, demam, dan batuk. Ia pun hanya mau minum susu dan jus serta sedikit makan. Disebutkan, tanda vital dan gula darah normal, kemudian dilakukan penanganan oleh tim kesehatan dan diberi obat.
“Kondisi tersebut dikonsultasikan ke dokter spesialis KKHI, dengan indikasi rehidrasi cairan secara oral. Keadaan pasien membaik setelah ditatalaksana,” imbuh dokter kloter.
Berikutnya, tanggal 21 Juni 2025, almarhum kembali dilaporkan lemas, tidak mau makan, hanya tidur, dan tidak mau menelan makanan. Atas kondisi tersebut, dilakukan penanganan oleh tim kesehatan serta diberikan infus, vitamin dan obat-obatan.
Setelah itu juga dikonsultasikan ke dokter spesialis KKHI, dan diberi cairan infus, minum oralit tiga botol sehari, dan pemberian susu nutrisi. Setelah dilakukan tindakan tersebut kondisi almarhum Ponijo membaik.

Namun pada tanggal 25 Juni 2025 pukul 22.00 WAS, almarhum dilaporkan lemas, tidak bisa menelan makanan, hanya mau minum susu dan jus, serta tampak pucat. Atas kondisi tersebut, dilakukan penanganan oleh tim kesehatan. Setelah dikonsultasikan ke dokter spesialis KKHI, disarankan diberi cairan rehidrasi, jika tidak membaik dirujuk ke RS sambil dilakukan evalusi pengobatan.
Keeskoan harinya, pada tanggal 26 Juni 2025 pukul 03.00 WAS, almarhum kembali dilaporkan lemas, gelisah, tidak mau makan, dan demam. Berikutnya dilakukan penanganan oleh tim kesehatan dengan pemberian infus, multivitamin, obat-obatan dan pemasangan selang makan.
“Dilakukan pemberian makanan cair melalui selang makan, evaluasi kondisi lebih tenang, bisa diajak berkomunikasi. Kemudian dikonsultasikan ke dokter spesialis KKHI, kemudian disarankan dirujuk ke rumah sakit arab saudi,” ujar dokter kloter.
Tanggal 26 Juni 2025 pagi, almarhum dirujuk ke Rumah Sakit King Abdul Aziz dan dilakukan perawatan.
Selanjutnya tanggal 27 Juni 2025, dari hasil visitasi dilaporkan jamaah mengalami diare dan muntah, serta terpasang alat bantu nafas karena penurunan kadar oksigen darah. Tanggal 28 Juni 2025, dari hasil visitasi kondisi pasien lemah, terpasang alat bantu nafas. Pasien pun dipindahkan ke ruang ICU.
“Menurut keterangan dokter penanggung jawab di Rumah Sakit King Abdul Aziz rencana dilakukan transfusi darah, namun saat di crosmatch hasil darah tidak cocok meskipun golongan darahnya sama, sehingga transfusi tidak bisa dilakukan” jelas dokter kloter.
Anti klimaksnya, pada 29 Juni 2025, pasien masih di ICU, terpasang alat bantu nafas, kondisi masih lemah, tanda vital stabil. Meski ada perbaikan hasil laboratorium darah, namun nilai hemoglobin masih kritis.
Terakhir, tanggal 30 Juni 2025, kondisi pasien memburuk. Setelah dilakukan penanganan, pasien dinyatakan meninggal dunia pada pukul 07.50 WAS. “Dari kronologi riwayat penyakit tersebut ditentukan penyebab kematian yakni penurunan tekanan darah akibat infeksi, anemia berat, kurang cairan karena masukan nutrisi yang kurang,” ucapnya.
H. Ponijo pun dimakamkan pada Senin sore WAS setelah sholat Ashar di Arab Saudi. Atas meninggalnya H. Ponijo Achmad Basoir, Kemenag Kabupaten Purworejo mengucapkan bela sungkawa dan mendatangi rumah duka di Kutoarjo. (Dia)