PURWOREJO, Untuk pertama kalinya, Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPwr) menggelar Wisuda Magister. Prosesinya pun bersamaan dengan Wisuda Sarjana yang diadakan pada Selasa (22/10) pagi hingga siang hari di Auditorium Kampus 1, Jalan Ahmad Dahlan Purworejo. Dari tiga wisudawan jenjang Magister, satu diantaranya memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00 atau bergelar Summa Cumlaude, yakni Ambarwati Widyastuti. Adapun dua lainnya yakni Sutaryadi IPK 3,98 dan Sri Purwanti ber-IPK 3, 97.
Selain Magister, pada wisuda kali ini jumlah wisudawan jenjang Sarjana sebanyak 380 orang, terdiri atas 249 putri dan 131 putra. Dari jumlah tersebut, 194 diantaranya (lebih dari 50%) lulus dengan predikat Cumlaude atau memiliki IPK di atas 3,5.
Di antara 380 wisudawan, satu diantaranya dinobatkan sebagai yang tertua, yakni Suranto (56) yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR. Suranto mengambil jenjang S1 Teknik Sipil, meski sebelumnya ia sudah memiliki gelar Sarjana Sosial (S.Sos).
Satu hal lain yang membanggakan, menurut penuturan Rektor Teguh Widodo saat menyampaikan sambutan, yakni jumlah mahasiswa yang non skripsi tahun ini mengalami peningkatan dibanding waktu sebelumnya. “Kali ini kita ada enam wisudawan, sedangkan sebelumnya empat,” ucap Rektor bangga.
Mereka berasal dari program studi (prodi) Manajemen (empat wisudawan), Psikologi, serta Pendidikan dan Sastra Jawa masing- masing satu wisudawan.
Terkait dengan banyaknya wisudawan yang memiliki IPK tinggi, Rektor menyampaikan bahwa saat ini memang tengah terjadi inflasi IPK, terutama di dunia kerja bidang industri. Oleh sebab itu dalam pesannya kepada para wisudawan, Rektor menyampaikan bahwa besarnya IPK tidaklah menjamin kemudahan- kemudahan setelah lulus.
“IPK tinggi merupakan bentuk bagian tanggung jawab Saudara kepada diri sendiri dan orang- orang yang Saudara banggakan. Mengingat bahwa saat ini dunia kerja pada posisi – posisi tertentu menginginkan kemampuan teknis langsung secara mumpuni,” ungkap Rektor.
Meski begitu ia optimistis bahwa IPK yang bagus juga menjadi awal untuk para wisudawan lebih percaya diri. Misalnya saat mendaftar pekerjaan yang menentukan persyaratan administratif. Namun setelah itu ia berharap para wisudawan harus dapat membuktikan skills mereka. (Dia)