Beranda ยป Purworejo Masuki Status Siaga Darurat, 14 Desa Alami Kekeringan Minta Droping Air

Purworejo Masuki Status Siaga Darurat, 14 Desa Alami Kekeringan Minta Droping Air

PURWOREJO, Memasuki musim kemarau ditambah seringnya panas terik di siang hari mengakibatkan belasan desa di Kabupaten Purworejo mengalami kekeringan. Hingga saat ini tercatat ada 14 desa dari lima kecamatan yang telah mendapatkan droping air berdasarkan permintaan yang disampaikan kepada pihak BPBD Kabupaten Purworejo.

Plt Kepala Pelaksana BPDB Dede Yeni Iswantini saat ditemui Purworejo News menyampaikan, kelima kecamatan yang wilayahnya sudah dilanda kekeringan yakni Bagelen, Gebang, Purwodadi, Grabag, dan Purworejo.”Rinciannya Desa Somorejo, Tlogokotes, Dadirejo, Hargorojo, dan Bapangsari (Bagelen), Karangsari (Purwodadi), Sidorejo dan Sudimoro (Purworejo), Rowodadi dan Bendungan (Grabag), Rendeng, Gintungan, dan Seren (Gebang),” tutur Dede pada Kamis (22/8).

Ia merinci, total sudah 1 .712 KK yang sudah didroping air bersih dari 238 tangki yang masing-masing berkapasitas 5.000 liter. Jadi total air yang sudah disalurkan sebanyak 1.190.000 liter untuk 1.712 kk di 13 desa dari lima kecamatan. “Minimal bisa untuk memenuhi kebutuhan dasar yanni makan atau masak dan minum, syukur bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya,” imbuh Dede.

Ditambahkannya, hari ini Desa Sudimoro minta droping dua tangki untuk 172 KK. Adapun status siaga darurat, kata Dede, mulai 1 Juli sampai 13 Oktober 2024 berdasarkan SK Bupati nomor 100.3.3.2/538/2024.

Plt Kalak BPBD Dede Yeni Iswantini

Ia menyampaikan, tahun ini pemda menyediakan 1.315 tangki. Sedangkan tahun lalu hanya 810 tangki, berasal dari 584 komunitas, sementara dari pemda hanya 226 tangki yang dibeli melalui PDAM. Adapun desa yang meminta droping air ada 84 dari 14 kecamatan.

“Untuk tahun ini semula disiapkan 700 tangki yang dianggarkan. Lalu berkaca dari tahun lalu kami tambahi menjadi 900. Nah waktu dibahas dengan DPRD ditambahi jadi 1.315 tangki,” imbuh Dede.

Dirinya berharap, pihak desa atau dusun yang meminta droping air agar menyediakan sendiri wadah tampungan air. Hal itu untuk menghemat waktu dan air yang bisa ditampung. Bisa ditampung di tempat permanen atau kolam yang diberi terpal. “Karena keterbatasan mobil tangki air juga, kami hanya punya tiga,” lanjutnya.

Ditegaskan, air yang didroping oleh pihaknya berasal dari PDAM yang sudah diuji kelayakannya; bukan dari sumber mata air yang rentan terkontaminasi, terutama yang terbuka.

Dede berharap kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi sampai akhir musim kemarau. Sehingga masyarakat tidak ada masalah dengan air. “Minimal buat masak dan minum bisa terpenuhi, kalau bisa ya monggo bisa untuk lainnya,” tutup Dede. (Dia)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *