PURWOREJO, Minat generasi muda untuk magang ke Negeri Sakura terus meningkat. Hal ini terlihat dalam kegiatan rekrutmen dan seleksi program pemagangan ke Jepang yang digelar oleh Perkumpulan Lembaga Pelatihan Bahasa Jepang seluruh Indonesia (Alpa Indonesia) bekerja sama dengan Sending Organization (SO) Hamaren. Proses seleksi berlangsung selama dua hari, Senin–Selasa (29–30/9/2025), di Ganeca Convention Hall dan Stadion Sarwo Edi Purworejo.
Sebanyak 123 peserta dari berbagai LPK di Indonesia mendaftar. Sejumlah 70 orang yang lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti tahapan berikutnya. Seleksi hari pertama mencakup pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan mata minus, buta warna, lingkar pinggang, hingga ukuran kaki. Sistem gugur diterapkan sehingga hanya yang memenuhi kriteria yang dapat melanjutkan ke tes wawancara dan kemampuan bahasa Jepang di hari yang sama.
Acara pembukaan dihadiri Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Purworejo Sukmo Widi, Plt Camat Pituruh Yeni Astuti, serta sejumlah kepala SMA dan SMK. Dalam sambutannya, Sukmo menekankan peluang besar tenaga kerja di Jepang yang masih membutuhkan puluhan ribu pekerja. Ia menyebut tingkat pengangguran di Jawa Tengah mencapai 4,3 persen, sementara Purworejo berada di angka 3,8 persen. “Kami akan terus berupaya menurunkannya melalui kerja sama dengan berbagai LPK agar peserta pelatihan memenuhi standar,” ujarnya.
Ketua Alpa Indonesia, Rawin, menyatakan kesiapannya membantu pemerintah daerah mengurangi pengangguran. “Kalau berbicara soal pelatihan bahasa dan rekrutmen, kami sudah terbiasa. Kami siap bekerja sama dengan SMA dan SMK untuk meningkatkan skill siswa,” tegasnya.

Rawin menutup dengan pesan motivasi kepada peserta. “Manfaatkan waktu dan kesehatan hari ini. Ingat masa depan dan orang tua yang sudah membesarkan. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan kelancaran agar kalian semua bisa mengikuti program pemagangan di Jepang,” katanya.
Ketua panitia seleksi nasional 3 Alpa Indonesia yang juga merupakan Ketua Dewan Perwakilan Wilayah Jawa Tengah Selatan (DPW Jasela), Nur Wakhid, menekankan pentingnya keseriusan peserta. “Kami berkomitmen menyelenggarakan seleksi secara adil, transparan, dan profesional. Harapan kami, program ini melahirkan generasi muda Indonesia yang kompeten dan berprestasi,” ungkapnya.
Sebagai putra daerah yang pernah bekerja di Jepang, Nur juga menegaskan peran LPK dalam memberi informasi yang jelas agar peserta memahami program dan alur resmi. “Kehadiran LPK ke sekolah-sekolah memberikan informasi lebih riil. Minimal anak-anak jadi paham programnya, alurnya bagaimana. Sehingga meminimalisasi hal hal yang tidak diinginkan, misalnya gagal berangkat karena berproses di lembaga yang kurang bertanggungjawab, ” tutur Nur yang juga merupakan Direktur salah satu LPKS di Purworejo. (Ita)

