Bangun Kemandirian Pangan, PDAU Purworejo Gandeng BUMDes Luncurkan Program Bisnis Peternakan Ayam Tanpa Bau

‎‎KALIGESING, Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Kabupaten Purworejo terus berinovasi. Kali ini, BUMD Purworejo tersebut meluncurkan program kemitraan baru yang menyasar Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) se-kabupaten. Program ini berupa paket usaha peternakan ayam petelur modern tanpa bau yang digadang-gadang mampu mendorong kemandirian pangan desa sekaligus membuka peluang ekonomi baru di pedesaan.

‎Project perdana diluncurkan bersama BUMDes Ngudi Rahayu, Desa Jelok, Kecamatan Kaligesing, pada Jumat (31/10/2025) bertemakan “BUMD dan BUMDes Bersinergi Membangun Kemandirian Pangan.” Hadir dalam acara tersebut Direktur PDAU Rainier, pengusaha sekaligus praktisi peternakan asal Kaligesing Sugiharto, serta Kepala Desa Jelok, Fery Sulistyo.

‎Direktur PDAU, Rainier, menyampaikan bahwa proyek ini menjadi langkah awal menuju kerja sama yang lebih luas dengan seluruh BUMDes di Kabupaten Purworejo. “Kami menargetkan seluruh BUMDes dapat bermitra dengan PDAU. Program ini tidak hanya soal bisnis, tapi juga mendukung program ketahanan pangan pemerintah,” ujarnya.

Penyerahan paket usaha secara simbolis oleh Direktur PDAU kepada Kepala Desa Jelok

‎Rainier menjelaskan, sistem peternakan yang ditawarkan PDAU berbeda dari kandang ayam konvensional. Dengan desain kandang modern dan pakan organik racikan sendiri, kotoran ayam tidak mengeluarkan bau menyengat. “Pakan yang digunakan adalah racikan organik dari Pak Sugiharto. Selain lebih sehat, juga membuat kandang tetap nyaman tanpa bau amoniak tinggi,” imbuhnya.

‎Program ini ditawarkan dalam bentuk paket bisnis senilai sekitar Rp77 juta. Dalam paket tersebut, BUMDes akan mendapatkan instalasi kandang, 360 ekor ayam petelur varietas unggul Lokman Platinum dari Cargill, serta pelatihan intensif selama dua bulan. PDAU juga memberikan pendampingan berkelanjutan hingga usaha berjalan stabil, bahkan membantu pemasaran telur bila terjadi kendala.

‎Rainier berharap program kemitraan ini mampu menumbuhkan kembali kepercayaan publik terhadap PDAU serta membuka peluang bisnis yang saling menguntungkan antara BUMD dan BUMDes.

‎Mitra teknis PDAU, Sugiharto, menambahkan bahwa potensi keuntungan usaha ini cukup menjanjikan. “Dari 360 ekor ayam, target produksi minimal 15 kilogram telur per hari, dengan potensi laba bersih sekitar Rp200 ribu per hari. Selain menghasilkan telur omega plus, ayam juga bisa dijual kembali setelah masa produktif 100 minggu,” jelas Toto sapaan akrab Sugiharto.

Kandang ayam petelur

‎Ia menambahkan, permintaan telur di Kabupaten Purworejo masih tinggi dan sebagian besar masih dipasok dari Yogyakarta. Padahal, telur merupakan bahan pangan dengan protein tinggi yang murah dan mudah didapatkan masyarakat.
‎“Apalagi saat ini kebutuhan telur makin meningkat untuk mendukung program Makanan Bergizi Gratis. Program ini bisa jadi solusi agar desa mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, bahkan berpotensi menjadi pemasok utama di wilayahnya,” lanjutnya.

‎Kepala Desa Jelok, Fery Sulistyo, menyambut positif kerja sama tersebut. Ia menilai program ini sejalan dengan amanat pemerintah bahwa sekitar 20% dana desa dapat dialokasikan untuk mendukung ketahanan pangan.
‎“Warga kami belum banyak yang memiliki pengetahuan beternak ayam. Karena itu kami berharap bimbingan dari PDAU agar usaha ini sukses dan bisa menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat,” ungkapnya.

‎Simbolisasi kerja sama ditandai dengan penyerahan paket bisnis peternakan ayam oleh Direktur PDAU, dilanjutkan doa dan makan bersama sebagai bentuk rasa syukur.

‎Antusiasme terhadap program ini cukup tinggi. Sejumlah desa seperti Sutoragan (Kemiri), Bendosari (Gebang), dan Separe (Loano) telah mendaftar untuk bekerja sama. PDAU bersama praktisi peternakan optimistis setiap kecamatan akan memiliki minimal satu desa mitra. (Ita)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *