BENER, Lima desa wisata penyangga di Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo mendapatkan fasilitasi pengembangan usaha dalam bidang manajemen dari Badan Otorita Borobudur (BOB). Lima desa tersebut adalah Desa Jati, Medono, Pekacangan, Cacaban Lor, dan Kalitapas. Kegiatan yang diadakan di Gedung Serba Guna Tapas Gati, Desa Kalitapas Kecamatan Bener pada Senin (13/5) tersebut berlangsung selama empat hari hingga 16 Mei. Peserta pelatihan berjumlah 20 orang yang merupakan perwakilan dari lima desa masing-masing empat orang.
Hadir dalam acara pembukaan Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi Publik Yusuf Hartanto, Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Porapar Jawa Tengah Aria Chandra, Kepala Dinas UMKM Hadi Pranoto, Sekdin Porapar Bangun Erlangga, Camat Bener Vivin Suryandari Feriyani, serta para kepala desa penyangga wisata.
Dalam sambutan virtual, Direktur Utama Jana Dharma Indonesia Hairullah Gazali menyampaikan bahwa kelima desa penyangga wisata sebelumnya melewati proses survei selama lima hari mulai 22-27 April lalu. “Tujuannya adalah untuk mengenali dan menggali potensi di desa-desa tersebut,” ungkapnya.
Adapun Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BOB, Bisma Jatmika berharap dengan adanya kegiatan ini para pelaku usaha atau masyarakat dapat mengambil bagian dalam mengembangkan desanya menjadi destinasi yang semakin ramai dikunjungi. Dijelaskan, sebelumnya BOB telah melakukan fasilitasi pada 11 desa dan dilanjutkan lima desa. “Setelah itu kita akan menjadikan teman-teman di sini bisnis partner baik kuliner ataupun destinasi wisata dan akan menjadi supply chain kami,” ungkap Bisma.
Adapun materi pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan atau potensi yang ada di desa. “Bidangnya macam-macam, ada yang tentang pariwisata, kuliner, supply chain, pemasaran, produk, keuangan, dan pengelolaan SDM,” ujarnya. Ditambahkan, materi akan disampaikan oleh pemateri yang profesional dan sudah berpengalaman. “Pelatih juga akan mengarahkan kepada peserta ke potensi yang mereka bisa. Misal jagonya di kuliner diarahkan ke kuliner, kopi ya kopi,” tambahnya.
Dijelaskan oleh Kepala Dinas UMKM Hadi Pranoto potensi-potensi yang ada di kelima desa wisata penyangga adalah sebagai berikut. Desa Jati dengan potensi kuliner yang cukup kuat dan beberapa jenis kuliner sudah memiliki sertifikat halal. Bidang kesenian pun layak untuk dikembangkan. Desa Medono merupakan produsen gula aren dan gula semut. Desa Pekacangan berpotensi untuk pengembangan budidaya jamur, kerajinan bambu, dan produksi makanan tradisional. Di sana juga didominasi oleh sumber daya manusia (SDM) usia produktif.
Desa Cacaban lor merupakan produsen anyaman bambu, gula aren, keripik tales, kopi robusta, dan memiliki kesenian tradisional (hadroh), serta wisata lokal angkringan Sigodo. Disana juga ada sumber mata air alami yang akan dikembangkan menjadi kolam renang. Sedangkan di Desa Kalitapas hampir setiap rumah tangga membuat anyaman besek, kerajiaan bambu untuk furniture dan alat-alat dapur, serta memiliki durian varietas lokal Sikatap yang sudah bersertifikat nasional.
Camat Bener Vivin Suryandari Feriyani mengapresiasi BOB yang memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengembangkan desa-desa penyangga wisata tersebut. “Lima desa akan menjadj pilot project dan menularkan semangat serta menginspirasi desa-desa lainnya. Sehingga 23 desa lain juga dapat menjadi penyangga pariwisata,” ungkap Vivin.
Kegiatan pelatihan dibuka secara resmi dengan seremonial pemakaian rompi yang diberikan kepada perwakilan pelaku usaha oleh Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Aria Chandra. (Ita)