PURWOREJO, Dalam beberapa hari terakhir ini hujan mulai turun di wilayah Kabupaten Purworejo. Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo telah melakukan persiapan bersama para relawan, meski pihaknya juga masih melakukan droping air.
Kepala BPBD Kabupaten Purworejo, Haryono saat ditemuiĀ menyampaikan, ada beberapa wilayah kecamatan yang menjadi pantauan rawan banjir. “Yakni Pituruh, Kemiri, Butuh, Grabag, Ngombol, Purwodadi, Bagelen, dan Bayan,” ungkapnya kepada Purworejo News, Selasa (14/11) siang.
Adapun kecamatan rawan longsor meliputi Kaligesing, Loano, Bener, Gebang, Purworejo, Pituruh, Bruno, dan Kemiri. Pihaknya pun telah melayangkan surat kepada camat serta forkopincam untuk antisipasi hujan dan La nina tahun 2024.
Haryono mengungkapkan, untuk mengantisipasi banjir dan longsor di wilayah Purworejo, BPBD telah melakukan pemasangan Early Warning System (EWS) longsor dan banjir. Dijelaskan, EWS longsor dipasang di 15 titik di tujuh kecamatan, sedangkanĀ EWS banjir satu titik.
“EWS longsor dipasang di wilayah Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Gebang, Pituruh, Loano, Bruno, dan Bener. Adapun EWS banjir hanya di satu kecamatan yakni Bayan, tepatnya di Desa Bringin yang dipasang di Bendung Jrakah,” lanjut Haryono.
Pemasangan EWS banjir di lokasi tersebut, menurut pemantauan karena di Desa Jrakah punya satu sungai yang memiliki saluran jurang dengan debit air yang luar biasa dan setiap tahun pasti banjir. Sedangkan EWS longsor paling banyak dipasang di Kecamatan Kaligesing.
Haryono menjelaskan, EWS tersebut berfungsi sebagai peringatan dini kepada warga dan dapat digunakan untuk dapat mengantisipasi bila terjadi longsor dan banjir. Meski belum menentukan pos pengungsian namun menurutnya, pihak desa sudah menentukanĀ titik aman untuk pengungsi.
Ditambahkannya, EWS tersebut semuanya sudah dipasang mulai bulan Agustus lalu serta telah dicek sebelum diserahkan kepada pihak desa. Disamping itu beberapa komponen masyarakat juga sudah dilatih mengoperasikan alat tersebut.
Selain itu juga diberikan bantuan perahu sekoci untuk 10 desa di enam kecamatan dengan risiko banjir tinggi berdasarkan rekap tiga tahun sendiri. Yakni Bapangsari dan Dadirejo (Bagelen), Wironatan, Klepu, Kedungmulyo (Butuh), Krandegan dan Tangkisan (Bayan), Karangsari (Purwodadi), Tasikmadu (Pituruh), dan Wingkosangrahan (Ngombol).
Haryono berharap, dengan dipasangnya EWS dan pemberian perahu sekoci masyarakat lebih sigap saat menghadapi longsor dan banjir. Diperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Februari tahun 2024 meski bulan Januari sudah mulai banyak terjadi hujan deras.
Berikut lokasi desa yang dipasang EWS longsor: