Beranda » Festival Pencak Silat Purworejo Cegah Tawuran, Ratusan Pesilat dari 11 Padepokan Unjuk Kebolehan

Festival Pencak Silat Purworejo Cegah Tawuran, Ratusan Pesilat dari 11 Padepokan Unjuk Kebolehan

PURWOREJO, Ratusan pesilat di Purworejo yang tergabung dalam 11 padepokan unjuk kebolehan dalam Festival Pencak Silat Kabupaten Purworejo yang digelar di Heroes Park, Minggu (27/10). Kegiatan ini tidak terafiliasi dengan kepengurusan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Purworejo.

Ketua panitia CK Ginting menjelaskan, festival ini dilakukan sebagai ajang pemersatu atau silaturahmi diantara para pesilat yang ada di Kabupaten Purworejo. Ada lagi tujuannya, yakni untuk saling mempelajari spesifik masing- masing padepokan agar bisa diadopsi oleh lainnya.

“Jurus silat tidak ada yang murni, semua digabung dari padepokan lain. Kami dari sedulur silat sudah membuat jurus gabungan bernama Jurus Dulur Silat asli Purworejo. Ada delapan langkah atau jurus. Ini sudah ada, tinggal dipelajari dan berasal dari masing-masing padepokan,” jelas Ginting saat acara pembukaan.

Ketua panitia CK Ginting dan Ketua PSHT Setyo Budi Cahyono

Disebutkan pula, ajang ini juga untuk mencegah tawuran khususnya antar padepokan atau pesilat. “Ini bukan ajang persaingan antar pesilat. Jaman dulu kalau ada yang jago silat diparani, ditantang. Kalau sekarang justru dipelajari. Semua jurus itu baik, tinggal (tergantung) masing-masing individu,” imbuh Ginting.

Selain itu, Festival Pencak Silat yang baru pertama diadakan di Kabupaten Purworejo ini adalah untuk mendidik mental para pesilat agar semakin kuat. Ginting juga menyebutkan bahwa ia juga punya cucu yang ikut latihan. Terakhir, ajang ini juga sebagai bentuk nguri-uri kearifan lokal yakni bela diri asli Indonesia yang harus diperdalam dan dipertahankan.

Menurut Ginting, memang ada rahasia ilmu yang diturunkan oleh guru besar. Namun tidak semua diturunkan, tergantung dari kemampuan masing-masing peserta. Ia pun mengajak para pesilat agar tidak perlu rendah diri dengan bela diri lainnya seperti karate atau taekwondo.

Ratusan peserta saat upacara pembukaan

Dalam kesempatan itu Ginting mengabsen peserta dari 11 padepokan. Yakni Roso Sejati, Telapak Sakti, PS MAS Manunggal Ati Suci, PPS Cakra Nusantara, PS Tapak Suci, Yoga Buana Gagak Bagelen, PS Tri Saka, Satria Sakti Wekabo (Wetan Kali Bogowonto), Asta Aji, Merpati Putih, dan PSHT.

Di sisi lain, Ketua PSHT Setyo Budi Cahyono (Yoyok) mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, memang sebelumnya para pesilat sering berkumpul dalam keadaan berkompetisi seperti Popda. “Saya sangat bangga saat ini semua bisa berkumpul tanpa ada sekat, hanya rasa persaudaraan. Itulah inti pencak silat tidak bertanding tapi juga bersilaturahmi,” ujar Yoyok.

Dijelaskan, kegiatan terakhir sebelumnya yang diikuti adalah menjadi peserta karnaval. Ia pun berjanji, nantinya akan diadakan kegiatan lain yang bertujuan untuk mempererat silaturahmi atau paseduluran.

Dijelaskan, sebenarnya di Purworejo ada 24 padepokan. Namun hanya 11 yang mengikuti, karena pihaknya membebaskan padepokan untuk ikut atau tidak.

Menurut Yoyok, ajang ini juga merupakan salah satu upaya untuk mencari bibit atlet pesilat terutama kategori Seni. Ditegaskannya bahwa kegiatan ini bukan saingan IPSI, melainkan justru membantu terutama dalam mencari bibit atlet berprestasi terutama kategori Seni.

Berikutnya masing-masing padepokan mempertunjukkan jurus jurusnya dilengkapi dengan narasi dari jurus yang mereka tampilkan. Termasuk kolaborasi dari berbagai padepokan pencak silat dengan ilmu tenaga dalam. (Dia)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *