PURWOREJO, Histori benda bersejarah yang menjadi koleksi Museum Tosan Aji Purworejo kini dapat dipelajari dengan memanfaatkan teknologi berupa digitalisasi. Dengan memilih jenis benda pusaka yang ingin diketahui historinya pengunjung tinggal meng-klik gambarnya, kemudian pada layar akan muncul deskripsi tentang benda pusaka semisal tombak dan keris.
Pjs Bupati Endi Faiz Efendi pun menyatakan, masyarakat Purworejo wajib bangga karena tidak semua kabupaten punya museum. “Saya pun memamerkan museum kepada para tamu yang datang. “Museum merupakan wahana yang memberitakan tentang histori dan warisan budaya yang perlu diceritakan kepada generasi muda,” ucap Pjs Bupati saat membuka acara Pameran Temporer Museum Tosan Aji bertema Virtual Journey Through the Time di pendopo kabupaten, Senin (21/10).
Pihaknya pun mengapresiasi inovasi Museum Tosan Aji yang menampilkan benda pusaka secara virtual. Hal itu adalah untuk menggaet minat generasi muda yang menyukai teknologi. Saat ini menurut penuturan Pjs Bupati, ada sekitar 120 senjata dari berbagai penjuru negeri yang menjadi koleksi Museum Tosan Aji.
Selain meresmikan museum digital, Pjs Bupati didampingi sejumlah undangan termasuk para pimpinan museum dari berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta, mencoba bermain gasing.
Permainan tradisional tersebut dihadirkan untuk mengenang kembali berbagai jenis permainan tradisional. Termasuk dakon dan egrang yang dicoba oleh para siswa sekolah. Mereka pun turut memeriahkan pameran yang digelar selama tiga hari hingga Rabu mendatang.
Pjs Bupati menyebutkan, Museum Tosan Aji mengemban tanggung jawab besar dalam merawat dan memperkenalkan kekayaan budaya berupa benda pusaka yang memiliki nilai historis, seni, dan spiritual yang tinggi.
“Pameran ini bukan hanya sekadar menampilkan benda-benda pusaka yang indah, namun juga menjadi pengingat akan sejarah panjang bangsa kita, bagaimana kearifan lokal, keberanian, serta spiritualitas nenek moyang kita terwujud dalam setiap tosan aji yang ada. Oleh karena itu, melalui pameran ini, saya berharap masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih mencintai dan merasa memiliki budaya kita sendiri,” tandasnya.
Dalam laporannya, Kadin Dikbud Wasit Diono menyebutkan, pameran digelar selama tiga hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00. Selain pameran juga dilakukan seminar tentang konversi Nusantara.
Selain itu, sebelum acara pembukaan hadirin disuguhi pertunjukan wayang kulit oleh dalang cilik Bimo Mukti Adil Budiarto. Siswa SD IT Salsabila itu akan mewakili Kedu dalam lomba dalang tingkat provinsi kategori usia 8 hingga 10 tahun yang akan digelar di Sragen. (Dia)