GRABAG, Kwartir Ranting (Kwaran) Grabag menggelar Pesta Siaga yang diikuti 560 peserta berasal dari 35 barung putera dan 33 putri. Acara pembukaan yang diadakan di halaman Polsek Grabag, Kamis (23/1/2025) pagi ditandai dengan pelepasan 100 ekor merpati oleh Ketua Kwaran Camat Grabag Eko Setyo Husodo selaku Ayahanda beserta Ketua Bina Muda Kwarcab Purworejo Tamsir Marsudi dan tokoh Kepramukaan lainnya.
Usai upacara pembukaan, para peserta langsung mengikuti mata lomba dalam bentuk Taman. Ketua panitia Dwi Sapto kepada Purworejo News menjelaskan, mata lomba tersebut yakni Taman Ketakwaan, Kebangsaan, Tali Temali, Kompas, Morse, Gerak dan Lagu, dan Kemanusiaan. “Lokasinya berada di lingkup SDN Sangubanyu,” jelasnya.
Tahun sebelumnya, lanjut Dwi Sapto, Kwaran Grabag mewakili Kwarcab Purworejo dalam Pesta Siaga Kwarda Jawa Tengah dan berhasil meraih medali emas. Yakni wakil dari SDN Bakurejo Siaga Putri yang dinobatkan sebagai Kwarcab Tergiat 1 Tingkat Kwarda Pesta Siaga 2024.
“Kami berharap semoga dari hasil Pesta Siaga ini nanti wakilnya bisa mewakili Kwaran Grabag ke Kwarcab Purworejo dan dapat kembali meraih juara di tingkat Kwarda,” imbuh Dwi Sapto.
Untuk SDN Kedungakamal yang dibinanya, Dwi Sapto menyebut ada dua barung yakni putra dan putri yang ikut dalam Pesta Siaga ini. Selain itu juga beberapa menjadi petugas upacara.
Tamsir Marsudi mengapresiasi kegiatan Pesta Siaga di tingkat Kwaran yang dihadiri Camat Grabag. Pesta Siaga, katanya, sebagai wahana pendidikan dan karakter bagi para peserta. Selain itu, seperti halnya Dwi Sapto, Tamsir pun berharap Kwaran Grabag dapat kembali berprestasi di tingkat Kwarda dengan berhasil meraih medali emas.
“Ini potensial sekali karena Kecamatan Grabag sebelumnya sudah menorehkan prestasi, dan diharapkan dapat kembali meraih prestasi,” tandas Tamsir.
Saat Pesta Siaga berlangsung, para peserta antusias mengikuti setiap mata lomba. Termasuk dalam Taman Gerak dan Lagu, peserta menyanyikan lagu daerah sambil menari. Seperti saat salah satu barung yang berisi delapan peserta membawakan Lagu Bunga Jeumpa di depan juri. Mereka menyanyi dalam formasi paduan suara, sambil menari tarian Saman khas Aceh.
Demikian pula saat mengikuti Bumbung Kemanusiaan, setiap peserta menyerahkan uang untuk donasi sambil membawakan yel-yel Barung mereka dan kemudian mengikuti mata lomba berikutnya. (Dia)